Nelayan Kabupaten Probolinggo Dilatih Buat Jaring Milenium

Para nelayan ikuti pelatihan pembuatan jaring millennium.

(Diskan Sosialisasi Asuransi Nelayan Mandiri)
Kab.Probolinggo, Bhirawa
Pelatihan pembuatan jaring milenium yang digelar Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo, di RM New Rahayu Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih sedikit berbeda dari biasanya. Pasalnya dalam kegiatan tersebut juga dilakukan sosialisasi program asuransi nelayan secara mandiri. Kegiatan ini diikuti oleh 32 orang nelayan dari Kecamatan Tongas dan Sumberasih. Dalam kegiatan ini, Diskan Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan PT Jasindo Cabang Malang.
Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi melalui Kasi Pemberdayaan Nelayan Heny Wulandari, Minggu 11/3 mengatakan bantuan premi asuransi bagi nelayan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi individu nelayan dalam rangka keberlangsungan kegiatan usaha penangkapan ikan.
“Asuransi ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan jaminan perlindungan atas resiko yang dialami individu nelayan, menumbuhkan kesadaran bagi nelayan terhadap pentingnya berasuransi serta membangun keinginan nelayan untuk ikut serta berasuransi secara mandiri,” katanya.
Menurut Heny, sasaran bantuan premi asuransi bagi nelayan meliputi nelayan kecil dan nelayan tradisional dengan resiko yang dijamin kematian, cacat tetap dan biaya pengobatan. “Indikatornya adalah tersalurkannya bantuan premi asuransi bagi nelayan di Kabupaten Probolinggo yang tepat sasaran serta terlaksananya kepastian manfaat asuransi bagi nelayan,” jelasnya.
Untuk asuransi yang ditangani oleh PT Jasindo dibagi menjadi 3 (tiga) program dengan premi dan pertanggungan yang berbeda berupa SiMantep, asuransi nelayan mandiri terpercaya. Meliputi Si Mantep Biru dengan harga premi sebesar RP 175 ribu dan maksimal pertanggungan Rp 200 juta, Si Mantep Jingga dengan harga premi sebesar Rp 100 ribu dan maksimal pertanggungan Rp 100 juta dan Si Mantep Hijau dengan harga premi Rp 75 ribu dan maksimal pertanggungan Rp 50 juta, ujarnya.
“Produk asuransi perlindungan kecelakaan diri plus bagi nelayan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan perlindungan asuransi nelayan, khususnya di Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Heny menegaskan untuk periode 2016-2017, jumlah nelayan yang ikut asuransi mencapai 10.037. Hanya saja sejak awal Januari 2018, masa berlaku kartu asuransi sudah habis. Sehingga merekapun tetap harus ikut asuransi dengan cara mandiri. “Asuransi ini bermanfaat sebagai jaminan perlindungan jika terjadi resiko kecelakaan di laut serta sebagai biaya pengurusan kematian yang diberikan kepada ahli waris sekaligus untuk biaya hidup ahli warisnya, ” tegasnya.
Hingga akhir Pebruari 2018, dari total 10.037 nelayan yang ikut asuransi, ada sekitar 49 nelayan yang mengajukan klaim. Hanya saja dari jumlah tersebut, baru 16 klaim saja yang cair dengan total dana yang cair mencapai Rp 2.442.166.500 dan 12 klaim masih dalam tahap proses.
Sementara 21 klaim ditolak dengan alasan karena umur melebihi 65 tahun, masa berlaku kartu sudah habis serta NIK (Nomor Induk Kependudukan) berbeda, ungkapnya. “Kami berharap agar ke depan semua nelayan yang ada di Kabupaten Probolinggo bisa ikut dan tercover oleh asuransi. Sehingga bisa memberikan ketenangan saat berada di tengah laut,” harapnya.
Cuaca dan ombak di perairan Probolinggo masih relatif aman. Meski begitu, pihak Kantor UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SKP) Probolinggo tetap meminta nelayan untuk waspada. Pasalnya, meski ombak dalam level aman, namun tetap bisa membahayakan jika nelayan tidak waspada.
Dari data yang dimiliki KSOP, diketahui jika kecepatan angin mencapai 25 knot dan ombak di Selat Madura tingginya mencapai 1,25 meter. “Kalau bagi menalaya ketinggian ombak tersebut sudah biasa dan masih normal, itu masuk kategori tinggi,” tambahnya. [wap]

Tags: