Nobar Liga Champions

Ajax Amsterdam bangkit, lolos ke babak semi final Liga Champions Eropa. Penantian (dan disiplin) selama dua dekade, membuahkan prestasi mengkilap. Bagai drama perjuangan petani Belanda, Ajax, sukses menaklukkan tiga klub raksasa dunia sepakbola. Bersama tiga klub terbaik lainnya (Barcelona FC, Liverpool, dan Tottenham Hotspur), Ajax maju ke semi final. Liga Champions akan menjadi tontonan paling diminati sedunia.
Setelah mengalahkan Bayern Munchen pada fase grup, dan Real Madrid (pada babak 16 besar), Ajax Amsterdam menjadi perbincangan. Media bola Eropa mulai menulis Ajax dengan berbagai “bumbu” fiksi. Dihubung-hubungkan dengan dream team masa ke-emas-an, era Johan Cruijff. Sejak tahun 2008, tiada yang berani menggunakan kostum dengan nomor punggung 14 (milik Johan Cruijff). Karena beban sebagai top skor sepanjang masa (sebanyak 205 gol).
Pada perhelatan Liga Champions 2018-2019, Ajax memulai perjuangan dari kasta terendah. Diawali kualifikasi babak kedua jalur bukan juara liga. Menang melawan klub SK Sturm Graz (Austria), dengan agregat 5-1 dalam dua leg. Pada babak kualifikasi ketiga, Ajax menang melawan Standard Liege (Belgia) dengan agregat 5-2, juga dalam dua leg.
Pertandingan lebih banyak (dan melelahkan) telah dijalani. Sampai menjadi runner-up grup E, mengalahkan Bayern Munich, Benfica, dan AEK Athena. Pada babak 16 besar, Bayern Munich (juara Liga Jerman), diunggulkan bakal melaju. Tetapi digagalkan Liverpool dengan agregat 3-1. Sebaliknya Ajax sebagai runner-up, sukses menumbangkan Real Madrid, dengan agregat 5-3. Pertandingan Ajax vs Real Madrid, disebut bagai drama. Sebagai tuan rumah, Ajax kalah 1-2.
Real Madrid, merupakan juara bertahan tiga kali berturut-turut (musim 2015-2016, 2016-2017, dan 2017-2018). Tetapi kekalahan itu dibalas lebih telak di Santiago Bernabeu (6 Maret lalu) dengan skor 4-1. Tetapi Ajax Amsterdam, juga bukan debutan di Liga Champions Eropa. Bahkan pernah empat kali juara, tiga diantaranya berturut-turut (tahun 1970, 1971, dan 1972), serta juara musim tahun 1994-95. Ironis, Ajax bagai terlelap selama dua dekade lebih.
Pada babak 8 besar, siapa duga Ajax bisa mengalahkan Juventus (yang telah diperkuat Cristiano Ronaldo? Dalam dua leg, Ajax unggul agregat 3-2. Pada pertandingan di markas Juventus (stadium Allianz) di Turin, Ajax unggul 2-1. Laga semi final Liga Champions, akan memperhadapkan Barcelona vs Liverpool. Serta Tottenham Hotspur melawan Ajax Amsterdam. Ini pengalaman pertama Hotspurs, masuk semi final Liga Champions, sejak tahun 1962.
Seluruh dunia juga coba memanfaat menjadikan final Liga Champions sebagai tontonan paling disukai. Tak terkecuali melalui “nobar” (nonton bareng) di cafe-cafe. Pada musim pen-caleg-an dan pilkada, “nobar” Liga Champions menjadi media mengumpulkan masa. Lebih lagi babak semi final. Nobar murah meriah, hanya menyediakan layar lebar, dan kuliner kudapan. Acara nobar tetap digemari walau mulai tayang lewat tengah malam.
“Nobar” akan menjadi rehat psiko-sosial, melepas pembicaraan politik, beralih berbincang sepakbola. Perbincangan tak kalah seru, meliputi klub yang lolos babak perempatan final (delapan besar), sampai jelang puncak laga di kota Madrid, pertengahan Mei mendatang. Semi final dimulai awal Mei. Lebih lagi terdapat kebangkitan Ajax Amsterdam yang diperbincangkan di seluruh dunia. Ajax, memiliki hubungan emosional dengan “gibol” Indonesia.
“Gibol” (penggila bola) di Indonesia ditaksir meliputi 120 juta orang dari berbagai kalangan. Tersebar merata di seluruh daerah. Niscaya menjadi sarana menggiurkan sebagai altar politik, maupun sarana ke-guyub-an sosial. Termasuk pendinginan sosial pasca pemilu serentak pilpres dan pileg.

——— 000 ———

Rate this article!
Nobar Liga Champions,5 / 5 ( 1votes )
Tags: