Ombudsman Selidiki Dugaan Pungli Ospek UINSA

Rektor Unair Prof M Nasih beserta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menutup kegiatan pengenalan kampus di gedung ACC Unair, Rabu (31/8). [adit hananta utama]

Rektor Unair Prof M Nasih beserta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menutup kegiatan pengenalan kampus di gedung ACC Unair, Rabu (31/8). [adit hananta utama]

Mensos Tutup Kegiatan Pengenalan Kampus Unair
Surabaya, Bhirawa
Seakan tak mau belajar dari kesalahan, kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kembali menyisakan persoalan. Dua tahun lalu, Ospek di UINSA digegerkan dengan spanduk bertulis ‘Tuhan Membusuk’. Setahun berikutnya, ospek diwarnai peristiwa pingsan massal. Kini, persoalan berbeda kembali mencuat yakni dugaan pungutan liar alias pungli kepada mahasiswa baru.
Tak tanggung-tanggung, dugaan pungli yang dinilai mal administrasi itu telah sampai ke telinga Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Jatim. Dugaan pungli itu dilaporkan langsung oleh mahasiswa baru yang menjadi pesertanya. “Berdasarkan keputusan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), panitia PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) dilarang melakukan pungutan dengan alasan apapun,” terang Kepala ORI Perwakilan Jatim Agus Widyarta, Rabu (31/8).
Dari laporan yang diterima, Agus memutuskan untuk menerjunkan timnya melakukan penyelidikan. Penyelidikan dilakukan secara rahasia untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. “Mungkin satu pekan berikutnya setelah tahap penyelidikan akan kita klarifikasi ke rektorat,” terang Agus.
Terlepas adanya laporan tersebut, pungutan di kegiatan pengenalan kampus merupakan mal administrasi. Kalau pun ada pembayaran di kampus PTN, maka hal itu harus dilakukan melalui bank. “Yang saya tahu semua pembayaran untuk PKKMB itu sudah menjadi satu saat pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Makanya kami akan mencari tahu dulu apa dasar panitia itu meminta pungutan kepada mahasiswa baru,” jelasnya.
Berdasarkan laporan tersebut, hanya satu dari sembilan fakultas yang mahasiswa baru tidak dimintai sumbangan, yakni Fakultas Sains dan Teknologi. Sedangkan delapan fakultas lainnya mewajibkan mahasiswa baru membayar atribut dan souvenir dalam kegiatan yang dikenal dengan Orientasi Cinta Akademik dan Almamater (OSCAAR) dengan nominal yang bervariasi. Mulai Rp 90 ribu hingga Rp 147 ribu per mahasiswa. “Kita melakukan penyelidikan mal administrasi. Jika terbukti, maka akan kami serahkan kepada pembina, dalam hal ini rektor untuk menjatuhkan sanksi kepada pelaksana,” terang Agus.
Sementara itu Wakil Rektor UINSA Zumrotul Mukaffa menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dekan dan ketua program studi untuk memeriksa kebenaran berita tersebut. “Kami sudah ada Surat Keputusan Rektor, tidak boleh ada pungutan atau atribut apapun selama OSCAAR. Kalaupun ada, itu cuma tanda pengenal sederhana,”lanjutnya.
Dalam Surat Keputusan (SK) Rektor UINSA No: Un.07/1/PP.00.9/SK/688/2016 tentang Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru, pihak universitas telah melarang adanya pungutan atau sumbangan dalam bentuk apapun untuk kegiatan OSCAAR. Sebab, semua pembayaran telah menjadi satu saat pembayaran UKT.
Terkait dugaan ini, Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IUNSA Muhammad Yunus membantah. Selama empat hari OSCAAR sejak Senin (29/8) sampai hari ini, Kamis (1/9) mahasiswa baru hanya mengenakan atribut tanda pengenal. “Mereka (panitia fakultas) bilangnya tidak mewajibkan. Kalau mahasiswa kreatif,harusnya bikin atribut saja tidak perlu pakai bayar ke panitia. Kan bisa sendiri,” lanjutnya.
Terpisah, kegiatan Ospek di Universitas Airlangga (Unair) juga telah ditutup kemarin. Suasana meriah terlihat karena hadirnya Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa. Sebagai alumni dalam satu almamater, Khofifah berbagi sejumlah pengalaman dan motivasi kepada mahasiswa.
Alumnus FISIP Unair ini mengaku bersyukur dapat bertemu dengan mahasiswa baru. Ia menekankan pentingnya membangun jejaring antara universitas dengan alumni. Dia mengharapkan sinergi antar alumni dan perguruan tinggi bisa ditingkatkan.  “Ada yang harus kita bangun bersama, banyak motivasi yang harus kita bagikan bersama dan ada semangat untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa,” ujar Khofifah.
Rektor Unair Prof M Nasih menambahkan, kehadiran para alumni yang telah sukses diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa baru di kampusnya. “Di awal kita datangkan Pak Jonan (Mantan Menteri Perhubungan) sekarang kita datangkan Bu Khofifah. Mereka sudah membangun jalan menjadi menteri, 20 tahun yang akan datang, kalian para mahasiswa tinggal meneruskan,” pesan Nasih.
Disinggung soal pembiayaan ospek, Nasih menegaskan seluruh pembiayaan ditanggung penuh oleh kampus. Mahasiswa tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk kegiatan pengenalan kampus ini. “Anggaran kita sharing antara universitas dengan fakultas. Mahasiswa maupun panitia pelaksana dari BEM tidak perlu kita tarik biaya,” pungkas Nasih. [tam]

Tags: