Operasi Patuh Semeru 2017 Kedepankan Penindakan Pelanggaran Lalin

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin memberikan keterangan usai gelar pasukan Operasi Patuh Semeru 2017, Selasa (9/5). [abednego]

Tekan Angka Laka Lantas di Jatim Jelang Ramadan
Polda Jatim, Bhirawa
Menjelang Idul Fitri 1438 H, Polda Jatim beserta Polres jajaran menggelar operasi kepolisian dengan sandi Operasi Patuh Semeru 2017.  Operasi yang digelar selama 14 hari, mulai tanggal 9 Mei hingga 22 Mei 2017 ini mengedepankan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas (lalin).
Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan Operasi Patuh Semeru 2017 bertujuan menekan angka kecelakaan lalu lintas. Kegiatan ini  menyasar kesadaran dan kepatuhan masyarakat Jawa Timur, serta melakukan penindakan tegas terhadap pelanggaran lalu lintas yang bisa mengakibatkan kecelakaan di jalan.
“Dalam rangka Ramadan dan Idul Fitri, Operasi Patuh Semeru ini bertujuan menekan angka pelanggaran lalu lintas dengan melakukan penindakan terhadap pengguna jalan yang melanggar aturan. Berkurangnya pelanggaran, Insya Allah laka lantas berkurang,” kata Irjen Pol Machfud Arifin usai apel personel dalam Operasi Patuh Semeru 2017, Selasa (9/5).
Operasi ini, lanjut Machfud, diperkuat dengan 2.383 personel yang terdiri dari 240 personel Polda Jatim, dan 2.143 personel dari Satuan Wilayah (Satwil) jajaran Polda Jatim.
Dia menghimbau, seluruh warga Jatim patuh akan tata tertib maupun aturan dalam berlalu lintas. Terlebih mengontrol anaknya, apakah sudah layak menggunakan kendaraan atau belum.
Jika anak itu masih di bawah umur, Machfud meminta para orangtua untuk tidak membiarkan anaknya membawa kendaraan sendiri. Imbauan seperti ini sudah disosialisasikan anggota Polda Jatim beserta jajaran di beberapa sekolah. Jadi, setiap anak yang bersekolah dan belum cukup umur untuk membawa kendaraan, orangtua maupun pihak sekolah wajib mengimbau agar si anak tidak membawa motor.
“Kami imbau seluruh orangtua untuk melihat kelayakan anaknya, apa dia sudah cukup umur membawa kendaraan apa belum. Kalau bisa, para orangtua merelakan waktu mengantarkan anak sekolah. Sehingga jangan sampai ada anak di bawah umur membawa kendaraan sendiri,” imbau Kapolda.
Dengan kurun waktu 14 hari, Machfud berharap angka kecelakaan di Jatim bisa turun sampai 50%. Sebab, persoalan lalu lintas tidak bisa hanya dibebankan kepada kepolisian saja. Tapi peranan stakeholder sangat dibutuhkan dalam mengurangi jumlah pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas di jalan.
“Kendala saat ini yakni terkait jumlah kendaraan yang banyak, fasilitas jalan yang sangat terbatas dan banyak yang rusak sehingga rawan terjadinya laka lantas. Peranan masyarakat dan stakeholder sangat dibutuhkan dalam hal ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menambahkan operasi ini bersifat terbuka dalam bentuk operasi Harkamtibmas yang dilaksanakan dengan mengedepankan fungsi lalu lintas. Dan harus didukung dengan fungsi operasional kepolisian lainnya, yang dilakukan secara profesional, bermoral dan humanis.
Dia mengemukakan, tujuan operasi tersebut adalah terwujudnya situasi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar pada lokasi rawan kecelakaan. Terutama menyasar terkait pelanggaran dan kemacetan serta meningkatkan ketertiban maupun kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.
“Sasaran operasi adalah segala bentuk potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata, antara lain seperti sikap mental pengguna jalan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas,” tambahnya. [bed]

Tags: