PA Tolak Pembangunan Jalan ke Gunung Penanggungan

Jalan Mustafa Kamal PashaMojokerto, Bhirawa
Ribuan Pecinta Alam (PA) dari berbagai daerah di Jatim menggelar aksi galang tanda tangan di pos pendakian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari, Desa Tamiajeng, Kec Trawas, Mojokerto, Minggu (25/1). Para pencinta alam ini menolak rencana Pemkab Mojokerto yang akan membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan.
Sebuah spanduk ukuran 2 kali 6 meter dibentangkan di depan pos pendakian Tamiajeng. Ratusan pecinta alam dari berbagai daerah di Jatim pun bergantian membubuhkan tanda tangan di spanduk bertuliskan ‘Save Pawitra Jangan Biarkan Tanah Leluhur Kita Direbut’.
Koordinator aksi dari kelompok relawan Save Pawitra (Save Penanggungan), Yahya Setianto mengatakan, aksi penggalangan tanda tangan ini untuk menolak rencana Bupati Mojokerto membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan. Menurutnya, pembangunan jalan baru ini bakal merusak ekosistem hutan.
”Lereng Gunung Penanggungan kan terkenal adanya ratusan situs cagar budaya. Dengan adanya pembangunan jalan ini, tentunya situs purbakala yang belum tergali bisa hilang,” kata Yahya.
Jalan baru menuju puncak Gunung Penanggungan tahun ini akan dibangun dengan konstruksi cor beton. Jalan selebar 7 meter ini dibangun mulai dari pos pendakian di Desa Tamiajeng sampai ke kaki Gunung Penanggungan.
Dari kaki gunung, Pemkab Mojokerto akan membangun tangga cor beton selebar 6 hingga 7 meter hingga ke puncak gunung. Tak tanggung-tanggung, dana yang dialokasikan dari APBD 2015 mencapai Rp8 miliar. Jalan baru ini akan mulai dibangun April mendatang.
Rencana pembangunan tangga menuju puncak Penanggungan inilah yang diprotes para pecinta alam. ”Kalau pembangunannya (tangga) alami dan tak permanen, kami tak masalah demi menjaga kelestarian ekosistem Penanggungan,” ungkap Yahya.
Sejauh ini, menurut Yahya, sekitar 300 pecinta alam dari beberapa kelompok telah membubuhkan tanda tangan di spanduk itu. Dia menargetkan menggalang 3 ribu tanda tangan sebagai petisi penolakan rencana Pemkab Mojokerto tersebut. Selain dari Mojokerto, para pecinta alam ini datang dari Surabaya, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Tuban, Malang, dan Bangkalan (Madura).
”Minggu depan perwakilan kelompok pecinta alam se Jatim akan membawa tanda tangan ini ke Bupati Mojokerto. Kami berharap bupati membatalkan rencana pembangunan itu,” tegas Yahya.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Mojokerto, Alfiah Ernawati mengatakan jika proyek yang digagas Bupati MKP itu justru menunjang perbaikan infrastruktur menuju puncak Gunung Penanggungan. ”Ide bapak bupati untuk pembangunan jalan menuju penanggungan itu sama sekali tak merusak lingkungan,” tegas Ernawati dihubungi, kemarin petang.
Konsep pembangunan yang digagas MKP, menurut Ernawati, bertujuan memperlancar transportasi menuju puncak penanggungan. ”Jalan menuju puncak Penanggungan diperbaiki dan APBD 2015 sudah dialokasikan Rp7 miliar,” tambah Ernawati lagi.
Sebelumnya Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) membuat terobosan kebijakan membangun jalan menuju obyek wisata puncak Gunung Penanggungan tahun 2015 ini. Anggarran yang bakal digelontor dari pundi  APBD 2015 sebesar Rp7 miliar. Perencanaan dan pelaksanaan bakal dilakukan pada tahun 2015 ini. Dijadwalkan pelaksanaan pembangunan jalan dengan konstruksi paving  ini tuntas pada akhir 2015 nanti.
”Kebutuhan anggaranya antara Rp6 miliar sampai Rp7 miliar dan sudah dialokasikan dalam APBD 2015,” kata MKP waktu itu.
Menurutnya, jalan menuju puncak Gunung Penanggungan ini akan dipaving, mulai dari Tamiajeng sampai kaki Gunung Penanggungan. ”Lebarnya pun 7 meter dan 6 meter disesuaikan dengan kondisi jalan. Sedangkan dari kaki gunung menuju ke puncak, akan dibuatkan anak tangga dengan paving,” pungkas  Bupati MKP. [kar]

Tags: