20 UMKM Binaan KAI Raup Rp 9 Juta Perhari

Pameran UMKM yang digelar PT KAI Daop 8 Surabaya teryata banyak diminati para penumpang.

(Pamerkan Aneka Produk)

Surabaya, Bhirawa
Pameran UMKM yang digelar PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya di Stasiun Gubeng, Surabaya dan diikuti 20 peserta binaan, ternyata mampu memperoleh omzet rata-rata Rp 9 juta perhari.
Menurut Manager Humas Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko, Minggu (15/1) kemarin mengungkapkan pameran UMKM ini digelar sejak 28 Desember 2016 hingga 12 Januari 2017 ini untuk menyemarakkan liburan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
“20 UMKM ini merupakan binaan dari PT KAI Daop 8, disini mereka berjualan sekaligus mengangkat UMKM binaan supaya produk mereka lebih dikenal masyarakat. Jadi mereka disini berjualan berbagai macam produk diantaranya makanan, pakaian, sepatu hingga aksesoris,” jelasnya.
Ia menambahkan, pameran UMKM ini juga diadakan di stasiun-stasiun lainnya. 11 stasiun di Jawa dan 4 stasiun di Sumatera dengan melibatkan hampir 170 UKM yang mengikuti pameran.
“Pameran ini menunjukkan kepedulian kami terhadap masyarakat kecil untuk mempromosikan produk mereka. Dengan dikenalnya produk mereka, diharapkan dapat meningkatkan penjualan,” ujarnya.
Sementara itu PT KAI Daop 8 memiliki 86 UMKM binaan yang menggeluti berbagai usaha termasuk peternakan sapi. Namun yang ikut pameran ini baru 20 UMKM, karena mereka yang paling dianggap siap.
Apalagi ini merupakan pameran yang pertama kali di adakan oleh PT KAI dengan animo masyarakat yang luar biasa maka tidak menuntut kemungkinan pameran seperti ini akan digelar lagi. Namun dengan jumlah peserta lebih banyak serta digerlar secara berkala, bisa jadi setiap bulan sekali.
“Ini merupakan program dari pusat. Melihat suksesnya pameran, bisa saja diagendakan secara rutin dengan peserta lebih banyak dan produk yang lebih variatif. PT KAI juga memberikan pinjaman hingga Rp 50 juta bagi UKM binaan untuk mengembangkan usahanya dengan bunga 0,5% dan batas waktu pengembalian maksimal 3 tahun. Hasil dari bunga ini kemudian diputar untuk UKM lain yang membutuhkan,” pungkasnya.
Sedangkan menurut salah satu peserta pameran, Sheena EthnicĀ  yang menjual aksesoris kalung, gelang dan cincin dari batuan mengatakan pada akhir pameran ternyata pembeli masih banyak yang membeli baik di stan miliknya maupun stan yang lain.
“Banyak masyarakat dan penumpang pameran karena mereka tak perlu repot membeli kebutuhan seperti makanan, minuman untuk bekal di perjalanan, bahkan untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman di kota tujuan,” katanya. [riq]

Tags: