Pasuruan Banjir, Ribuan Rumah Terendam, Kemacetan hingga 4 Km

Sejumlah kendaraan menerjang banjir di Pantura Pasuruan-Probolinggo, tepatnya di Jalan Raya Tambak Rejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan terendam air banjir setinggi 40 sentimeter, Rabu (30/3). Warga saat melintas di perkampungan Kraton, Kabupaten Pasuruan yang terendam air banjir, Rabu (30/3). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Ribuan rumah warga di empat Kecamatan di Kabupaten Pasuruan terendam air banjir. Banjir akibat sungai-sungai kecil tak menampung debit air, sehingga meluber ke permukiman. Bahkan, hingga Pantura Pasuruan-Probolinggo, tepatnya di Jalan Raya Tambak Rejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan terendam air banjir setinggi 40 sentimeter.
Akibatnya, kemacetan tak terhindarkan. Dari arah Surabaya ke Pasuruan, kemacetannya mencapai 4 kilometer. Sedangkan kendaraan dari arah Pasuruan menuju ke Surabaya langsung diarahkan melewati tol.
Meski demikian, kendaraan besar seperti truk dan bus, serta kendaraan pribadi tetap melintas. Kendaraan tersebut melaju sangat pelan. Sehingga, arus lalu lintas terpantau merambat.
Sedangkan kendaraan roda dua juga tampak nekat menerobos banjir, meski berisiko mogok. Namun sebagian besar motor memilih berhenti. Terlihat, banyak pengendara yang nekat menerobos banjir yakni masyarakat yang hendak berangkat kerja. “Ini saya mau nekat menerobos. Karena mau mutar lewat jalan desa kejahuan. Soalnya jam kerja sudah mepet,” kata Solikin, warga Grati, Kabupaten Pasuruan yang akan melintas, Rabu (30/3) pagi.
Pihak kepolisian yang berada di lokasi mengatur lalu lintas. Polisi juga mengimbau pengguna jalan agar tidak menyerobot jalur pantura tersebut mengantisipasi kemacetan. “Untuk kendaraan dari arah timur, kita urai masuk tol. Tujuannya agar tidak terjadi kemacetan yang panjang,” urai Kasat Lantas Polres Pasuruan Kota, AKP Yudiono.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, total ada sekitar 1.862 rumah warga yang tergenang. Ribuan rumah tersebut tersebar di Kecamatan Beji, Bangil, Kraton dan Rejoso.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris mengungkapkan bahwa penyebab banjir disebabkan sejumlah faktor. Di wilayah Kraton, disebabkan lantaran sungai kecil tak mampu menampung deras air. Sehingga meluber kemana-mana. Yakni ke area persawahan hingga jalan-jalan.
Adapun, aliran air tidak bisa masuk ke saluran Sungai Welang karena tertutup beton gorong-gorong di sepanjang jalan nasional maupun rel kereta serta membuat luberan sampai ke Jalan Raya Pantura Kraton.
“Sejak semalam, sungai kecil overpass sampai akhirnya meluber ke mana-mana. Termasuk ke sawah dan jalan raya. Padahal, Sungai Welang kondisi airnya tak meluap. Airnya antri masuk sungai karena ke tutup beton gorong-gorong di jalan nasional dan rel kereta,” jelas Ridwan Harris.
Banjir yang di Kecamatan Rejoso, Beji dan Bangil disebabkan intensitas hujan yang lebat dalam waktu lama. Akibatnya, DAS Wrati, Badong dan Rejoso tak mampu menahan debit air. Otomatis meluber ke permukiman. “Ketinggian air banjir antara 20 hingga 70 sentimeter,” tambah Ridwan Harris. [hil.wwn]

Tags: