PBNU desak Warga Jatim Waspadai ISIS

Said Agil Siraj

Said Agil Siraj

Surabaya, Bhirawa
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH Said Agil Siraj meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur supaya lebih waspada terhadap gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam, khususnya Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS).
Permintaan PBNU ini terkait dengaan  ada beberapa orang asal Jawa Timur yang hilang di Turki dan ditenggarai hendak bergabung dengan ISIS.
“ISIS itu lebih kejam dari Alqaeda, karena jika membunuh tanpa pandang bulu dan tak berperikemanusiaan. Jatim harus lebih waspada sebab ada informasi beberapa warga dari Jatim telah bergabung dengan ISIS. Jika mereka ini kembali ke Indonesia akan lebih berbahaya daripada Imam Samudra, Ali Imron maupun Azhari,” tutur KH Said Agil Siraj, Senin (16/3).
Dicontohkan Kang Said panggilan akrab Ketum PBNU, kekejaman ISIS diantaranya membakar hidup-hidup 17 orang muslim Kurdi, membunuh 90 orang Syia ditembak dari belakang, membunuh pilot dari Jordania dengan disetrum bahkan ada orang yang dibunuh ISIS  lalu dagingnya dimasak jadi sup dan dimakan beramai-ramai.
“Tapi jangan khawatir Pakde Karwo (panggilan akrab Gubernur Jatim), selama ada NU Jatim maupun Indonesia Insya Allah akan aman,” tegas pengasuh Ponpes Buntet Cirebon ini.
Indonesia patut berbangga memiliki ormas keagamaan seperti NU. Sebab ormas yang didirikan oleh KH Hasyim Asyári ini mampu menggabungkan Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) dengan Ukhuwah Wathoniyah (Persaudaraan Berbangsa) sehingga NU  selalu di garda depan dalam mempertahankan NKRI dan menjaga kelestarian karakter bangsa.
“Pendiri NU tahu betul bahwa tanah air bagi suatu bangsa itu sangat penting. Sebab bangsa yang tak memiliki tanah air maka tak akan mempunyai sejarah. Karena itu NU selalu berusaha mempertahankan tanah air Indonesia,” tegas KH Said Aqil Siraj.
Ia juga menyindir banyaknya ormas Islam yang seolah-olah mengabaikan pentingnya menjaga nasionalisme, karena bagi mereka yang paling penting adalah Islam. Padahal di banyak negara yang mayoritas penduduknya Islam dan banyak memiliki ulama hebat saat ini mulai berusaha mengadopsi dan belajar Islam ala Ahlisunnah Wal Jamaah atau Islam Nusantara untuk dipraktekkan di negaranya guna mewujudkan perdamaian karena mereka meyakini ajaran Islam yang paling benar adalah seperti yang dipraktekkan warga NU.
“Afganistan, Somalia, Iraq maupun Syiria adalah negara muslim, tapi mereka terus perang antar sesama. Itu terjadi karena pemahaman Islam mereka hanya mengedepankan Liyatafaqqahu Fiddin (Aqidah dan Syariat). Sementara Islam Nusantara atau Islam Wali Songo yang dianut NU justru mengedepankan Waliyundiru Qoumahu (Kemaslahatan Umat),” tegas KH Said Agil Siraj. [cty]

Rate this article!
Tags: