Pedagang Sentra Semolowaru Kabur Akibat Sepi Pembeli

3-Sepi dari 30 lapak pedagang yang ada di Sentra Kuliner Semolowaru, hanya ada satu pedagang yang bertahan, Rabu (71). gehSurabaya, Bhirawa
Sentra Pedagang Kali Lima (PKL) serta Sentra Kuliner yang dibangun Pemkot Surabaya, kini banyak yang ditinggalkan pedagang. Yang paling mengenaskan adalah  sentra PKL di kawasan Surabaya Timur. Sentra Kuliner yang baru diresmikan dua bulan lalu, saat ini hanya satu pedagang dari jumlah 30 pedagang.
Berdasarkan pantauan Bhirawa, ada beberapa sentra PKL yang bisa dikatakan hidup segan mati tak mau. karena, dari puluhan gerobak PKL yang disediakan, banyak yang tutup. PKL yang aktif bisa dihitung dengan jari. Ini semua  terjadi karena tak ada pembeli yang datang sehingga membuat pedagang pun memilih tutup daripada merugi terus menerus.
Meski berada di jalan raya, bukan jaminan ramai seperti yang dialami sentra Kuliner Semolowaru. Puluhan gerobak PKL tampak hanya sebagai pajangan karena tak ada aktivitas. Puluhan kursi besi ditumpuk diatas meja, hanya ada satu pedagang yang aktif berjualan.
” Dulu sempat dipakai untuk kegiatan bazaar, tapi hanya dua hari saja. Karena sewa perstandnya sampai 20 ribu. Dan gak ada woro-woronya mangkanya sepi waktu bazaar itu,” kata Nurroicha pedagang satu-satunya di Sentra Kuliner Semolowaru ini pada Bhirawa, Rabu (7/1).
Dirinya juga mengatakan, sepinya pengunjung yang datang kesini karena akses untuk masuk berbahaya, karena melewati jembatan yang sempit dan tidak ada pembatasnya. Serta kondisi terlihat tidak terawat banyak rumput-rumput yang tinggi.
” Apalagi kalau malam hari, terlihat gelap karena tersedia hanya lampu kecil per stannya. Saya juga pernah menegur salah satu pengunjung berpasangan mau berbuat susila,” imbuhnya.
Belum lagi, masih kata Nurroicha yang dulunya berjualan di depan rumah ini, biaya listrik memakai sistem token prabayar. ” Jadi hanya saya saja yang beli pulsa listriknya, dulu enak masih urunan sama pedagang lainnya. nah sekarang ini ya bayar sendiri,” keluhnya.
Sementara itu, Supriyanto pedagang yang dulunya berjualan di Sentra Kuliner Semolowaru ini memilih pindah di jembatan Merr waktu malam hari. Dirinya memilih sepanjang jalan Merr karena lokasinya tepat dan ramai walaupun hanya malam hari saja.
” Kalau jualan disini seharinya bisa sampai 2 jutaan, kalau waktu di Sentra seminggu saja gak sampai 500 ribu. Yang mending jualan ke Merr aja walaupun merasa was-was kalau ada obrakan PKL,” terang Supriyanto. (geh)

Tags: