Pelabuhan Probolinggo Perlancar Arus Barang

Menhub Ignasius Jonan didampingi Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT meninjau terminal baru Pelabuhan Probolinggo.

Menhub Ignasius Jonan didampingi Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT meninjau terminal baru Pelabuhan Probolinggo.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan meresmikan terminal baru di Pelabuhan Probolinggo, Sabtu (12/12). Dengan beroperasinya terminal baru di Pelabuhan Probolinggo ini menambah fasilitas infrastruktur laut di Jatim yang sebelumnya sudah beropreasi, seperti Tanjung Perak, Tanjung Wangi Banyuwangi dan Teluk Lamong.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengatakan, yang istimewa dari Pelabuhan Probolinggo ini adalah yang mengoperasionalkan bukan dari BUMN, tapi BUMD yang dibuat Pemprov Jatim. Ini menjadikan Pemprov Jatim satu-satunya provinsi yang diberikan kewenangan untuk mengelola sendiri pelabuhan yang berskala besar.
“Kita sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah pusat karena diberikan kewenangan ini. Pemprov Jatim membentuk BUMD yang bernama PT Delta Arpha Bahari Nusantara (DABN) untuk mengelola Pelabuhan Probolinggo ini,” kata Gubernur Soekarwo.
Menurut Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, mengelola infrastruktur seperti jalan raya, bandara dan pelabuhan sejatinya bukan semata-mata mencari keuntungan. Sebab infrastruktur merupakan katalisator untuk pembangunan.
“Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Menteri (Menhub, Ignasius Jonan). Ini merupakan upaya untuk memperkecil disparitas antar wilayah. Selain itu, pembangunan infrastruktur ini juga dalam rangka menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang tinggal beberapa minggu lagi,” ungkapnya.
Setelah diresmikannya terminal baru Pelabuhan Probolinggo ini, kata Pakde Karwo, selanjutnya adalah tugas Bupati Probolinggo dan Wali Kota Probolinggo untuk merancang strategi perkembangan selanjutnya. Seperti menyiapkan tempat untuk container atau kawasan industri.
“Pembangunan pelabuhan ini mohon bisa dimanfaatkan betul oleh daerah. Pemerintah telah memberikan fasilitas untuk mengembangkan daerah berupa pelabuhan di Probolinggo. Siapa yang ingin cepat kaya silakan bertindak dan mengambil kesempatan ini. Tapi, asal tidak lupa pada yang miskin,” pesan Pakde Karwo.
Mantan Sekdaprov Jatim itu menuturkan, keberadaan pelabuhan baru ini sudah bisa melayani berbagai kepentingan ekonomi. Seperti pengiriman batu bara, aspal curah, tepung dari NTB dan semen serta pengiriman sebanyak 1.500 ton beras Bulog ke berbagai wilayah di Indonesia.
“Pelabuhan ini sangat membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, sehingga mampu membantu keperluan bongkar muat untuk wilayah Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso dan sekitarnya,” katanya.
Sementara Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub RI Maurit Sibarani melaporkan, pembangunan terminal baru Pelabuhan Probolinggo terletak di pesisir utara Pantai Jatim, Kota Probolinggo bagian utara yang dikenal dengan nama Tanjung Tembaga.
Pelabuhan ini merupakan komersial di bawah pembinaan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Probolinggo, dan merupakan pelabuhan multipurpose. Pelabuhan ini diharapkan sebagai pelabuhan alternatif dapat mengurangi padatnya bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Perak.
Menurut dia, Pelabuhan Probolinggo sangat potensial, karena barang-barang dari Pasuruan dan sekitarnya tidak perlu ke Pelabuhan Tanjung Perak, sekaligus mengurangi beban di jalan raya serta memangkas biaya pengiriman.
Daerah Hinterland Terminal Baru Probolinggo adalah wilayah Jatim bagian timur yang meliputi abupaten dan Kota Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten dan Kota Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.
Biaya pembangunan Pelabuhan Probolinggo dianggarkan dari APBN sebesar Rp285,4 miliar, dimulai dari 2009 hingga 2014. Terdiri dari dermaga I untuk curah kering lunasnya mencapai 93 x 18,5 m2, dermaga II untuk multipurpose luasnya 150 x 31 m2, kedalaman kolam dermaga II mencapai 10 LWS, trestle mencapai 840 x 9 m2, causeway seluas 580 x 10 m2 dan lahan sisi darat/lapangan penumpukan (reklamasi) seluas 463 x 189 m2. Sedangkan dari APBD untuk pembangunan lapangan pemupukan (reklamasi) seluas 20.000 m2, gudang 17.000 m2. [iib.wap]

Tags: