Pelatihan Guru Inklusi dari Tim Unesa Surabaya

Wali Kota Madiun, Maidi dalam memberikan pelatihan bagi guru inklusi meminata agar sekolah menerima siswa ABK. [sudarno]

Wali Kota Madiun Berharap Semua Sekolah Menerima Siswa ABK
Kota Madiun, Bhirawa
Pendidikan inklusi terus dioptimalkan di Kota Madiun dan pembinaan bagi guru inklusi terus dilakukan. Setidaknya, ada 109 guru inklusi yang mengikuti pelatihan tahun ini. Wali Kota Madiun, Maidi yang menjadi narasumber mengajak peserta pelatihan untuk terus meningkatkan kompetensi diri.
“Guru itu harus bisa dalam setiap kondisi. Tidak mudah menyerah dan selalu berupaya mengembangkan diri,” kata Wali Kota Maidi saat memberikan materi pelatihan guru inklusi di Graha Mangga Kota Madiun, Sabtu (4/6).
Wali Kota memberikan kesempatan seluas – luasnya bagi pendidik yang mau terus meningkatkan kompetensi diri. Seperti pelatihan dan pembinaan guru inklusi. Menurutnya, diskriminasi peserta anak didik normal dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memang harus semakin ditiadakan. Pun, bagi peserta didik berkebutuhan khusus tingkat ringan seharusnya memang bergabung dengan peserta didik normal di sekolah biasa.
Bukan berada di sekolah luar biasa. Karenanya, peserta didik juga harus dibekali ilmu untuk mengangani peserta didik berkebutuhan khusus ini. ”Bahkan kalau perlu dberikan reward bagi guru yang berprestasi. Silahkan itu diajukan pasti saya setujui,” imbuhnya.
Di Kota Madiun, setiap sekolah memang wajib menerima peserta didik berkebutuhan khusus. Karenanya, perwakilan pendidik dari tiap sekolah mulai tingkat TK, SD, dan SMP mendapatkan kesempatan pembinaan tersebut. Wali Kota menyebut kendati begitu tidak semua sekolah di Kota Madiun sudah ada siswa berkebutuhan khusus saat ini. Baru beberapa sekolah yang sudah menerima karena jumlah peserta didik berkebutuhan khusus memang tak banyak di Kota Madiun. Yakni, SDN 02 Taman, SDN Sukosari, dan SDN 02 Winongo. Sedang, tingkat SMP yakni SMPN 10 dan SMPN 7 Kota Madiun.
“Artinya, biarpun di sekolah tempat mengajar tidak ada siswa berkebutuhan khusus, gurunya tetap ada yang mengikuti pelatihan inklusi ini. Jadi sewaktu-waktu ada siswa berkebutuhan khusus masuk, gurunya sudah siap,” tegas Wali Kota.
Kegiatan materi pelatihan guru inklusi di Kota Madiun tersebut berlangsung selama tiga hari dimulai, Kamis, Jumat dan Sabtu (2,3 dan4/6) kemarin. Pemateri merupakan tim dari Unesa Surabaya. [dar.fen]

Tags: