Pembangunan RS Muhamadiyah Kota Kediri Tuai Protes

Supriyo (baju merah) membeberkan data pembanguan gedung B RS Muhamadiyah pada sejumlah wartawan. Rabu (7/9)

Supriyo (baju merah) membeberkan data pembanguan gedung B RS Muhamadiyah pada sejumlah wartawan. Rabu (7/9)

Kota Kediri, Bhirawa.
Pembangunan gedung baru RS Muhamadiyah Kediri pada tahun 2013 ternyata masih menyisakan persoalan, Pembanguan yang menggunakan keuangan organisasi ini mendapatkan somasi dari pelaksana pembangunan, pasalnya disinyalir ada dugaan penyimpangan dalam RAB pembanguan yang menggunakan dana umat ini.
Dikatakan  Pelaksana pembangunan Suwaji melalui kuasa hukumnya Supriyo, somasi ini dilayangkan ke Pimpinan Daerah Muhamadiyah (PDM) Kota Kediri. Sebab sejak dibangunnya gedung B RS Muhamadiyah tidak ada audit secara transparan kendati sudah diminta berkali-kali,
Tak hanya itu, menurut Supriyo, hingga saat ini pihak Panitia pembangunan masih menyisakan hutang kepada pelaksana pembangunan sebesar Rp 1,1 miliar untuk menutup biaya pembangunan sebelum yang ketika itu terkendala masalah biaya
” Kita tunggu selama 4 tahun tidak ada penyelesaian, Kita pernah juga diundang untuk musyarawah persoalan ini, bahkan ketika itu telah dibentuk tim 9 untuk audit, namun ternyata juga tidak ada penyelesaian seoalah tim tersebut untuk membiaskan persoalan saja” ujarnya
Bahkan dalam keterangan Supriyo, pembangunan dengan Rencana anggaran biaya sebesar Rp 7,3 miliar tersebut, setelah dihitung kembali oleh tim nya (seksi pelaksana pembanguan) ternyata hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 5 miliar. Namun pada kenyataan pihak panitia memaksakan pencairan sesuai RAB
“Kita sudah hitung semua, bukti-bukti sudah kami kumpulkan, dan pembanguan itu tidak lebih menelan biaya Rp 5 miliar, terus yang 2,3 miliar kemana,..? Untuk itu kita minta audit oleh tim independent. Sebab ini adalah dana umat” jelasnya
Pihaknya juga mengancam jika dengan somasi ini tidak segera diselasaikan pihaknya akan melaporkan persoalan ini ke ranah hukum.
Sementara itu, ketua tim 9 Husni Sam saat dikonfirmasi mengatakan, jika persoalan tersebut adalah persoalan di luar Muhamadiyah, menurutnya itu antar pekerja dan sudah selesai dari pihak rumahsakit menyediakan anggaran sejumlah itu sudah selasai,
“Artinya dua pekerja eker-ekeran itung itungan, jadi ini antar oknum, dua orang ini saya temukan namun tidak ada titik temu, saya kan fasilitator. Untuk lebih jelas ke Prapto saja, dia konsultan disana” ujarnya pada wartawan. [van]

Tags: