Pemerintah Kabupaten Nganjuk Dinilai Gagal Antisipasi Musibah Banjir Tahunan

Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi meninjau sejumlah lokasi banjir termasuk RSUD Nganjuk yang tidak luput dari musibah banjir tahunan.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa.
Minggu kedua tahun 2022 pusat kota Nganjuk dikepung banjir hingga menyebabkan sejumlah fasilitas umum terendam. Bahkan RSUD Nganjuk dan RSI Aisyiyah tidak luput dari genangan air akibat buruknya drainase.

Drainase di dalam kota yang seharusnya bersih dan terbuka, saat ini banyak yang diatasnya berdiri bangunan permanen. Lebih parah lagi, Pemkab Nganjuk justru membangun sarana penunjang kawasan eknomi Nganjuk (KEN) dengan menutup sungai yang berada di Jalan A Yani. Tidak tanggung-tanggung, beton cor sepanjang kurang lebih 100 meter menutup sungai yang seharusnya berfungsi menampung air hujan.

Dampaknya sudah diduga, air hujan yang seharusnya masuk sungai justru mengalir ke pemukiman warga. Setidaknya pemukiman warga Kelurahan Payaman dan Kelurahan Kauman serta Kelurahan Ganung Kidul terendam hingga 1 meter. Tidak luput dari derasnya banjir, sejumlah ruang RSUD Nganjuk juga kemasukan air.

Hal yang sama juga dialami RSI Aisyiyah Nganjuk yang berada di Jl. Imam Bonjol Kelurahan Payaman juga menjadi sasaran banjir. “Selama normalisasi sungai yang mengarah ke sungai kuncir kanan tidak dilakukan normalisasi, pusat kota Nganjuk akan tenggelam saat hujan deras,” ujar Agus Ikhsan Harun, penghuni Perumahan Zahro In II di Jl. Yos Sudarso.

Sekitar pukul 15.30 WIB telah terjadi hujan dengan itensitas tinggi yang hampir merata di Wilayah Kabupaten Nganjuk. Hingga pukul 17.30 WIB karena itensitas hujan yang cukup tinggi dan lebih dari 3 jam mengakibatkan air sungai meluap. “Air mulai masuk rumah sekitar pukul 18.00 hingga malam hari air setinggi lutut orang dewasa,” ujar Agus Ikhsan.

Karena banjir telah masuk rumah, warga secepatnya menyelematkan barang-barang miliknya. Perabot rumah tangga dan peralatan elektronik dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Banjir yang terus terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk sangat mengganggu perekonomian warga jika pemerintah Kabupaten Nganjuk tidak segera mengambil langkah strategis untuk mengendalikan banjir.

Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengatakan bahwa Pemkab Nganjuk telah merencanakan normalisasi 40 sungai di Kabupaten Nganjuk bakal untuk mengurangi terjadinya potensi banjir akibat pendangkalan sungai. Curah hujan dengan intensitas yang tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di beberapa wilayah Kabupaten Nganjuk diawal tahun 2022 ini.

Bencana banjir yang sering melanda disaat musim hujan pada tahun ini menjadi perhatian khusus Pemkab Nganjuk. “Langkah menormalisasi sungai tersebut menjadi salah satu solusi yang akan dilakukan pada tahun ini agar tidak terjadi bencana banjir,” kata Marhaen Djumadi.

Selain 40 sungai juga ada 28 saluran air yang akan dilakukan normalisasi. Jumlah sungai dan saluran air yang akan dinormalisasi tersebut masih dapat berubah tergantung dari urgensi yang terjadi. Musim penghujan sekarang ini banyak sungai yang meluap disebabkan oleh berbagai sebab. Yakni mulai dari tanggul jebol, tersumbat sampah, hingga terjadi penumpukan sedimen yang terbawa dari dataran tinggi.

Meski demikian, kondisi banjir tersebut tetap harus dipertimbangkan karena jika dibiarkan akan terus berdampak dan membahayakan. Normalisasi akan dikerjakan secepatnya dilakukan tahun ini. Dan Dinas PUPR juga akan fokus dalam penanggulangan rawan bencana. “Dan sesuai pemetaan kami ada beberapa lokasi yang akan menjadi prioritas, mulai sungai di Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso, sungai Bodor Kecamatan Pace, dan saluran air di Kelurahan Ploso,” ujar Marhaen.

Saat banjir menggenang pusat kota Nganjuk, Marhaen Djumadi turun ke lapangan dan menyaksikan langsung kondisi pemukiman warga yang terendam banjir. Bahkan pemukimam di sekitar Pasar Wage juga tidak luput dari pantauan Marhaen Djumadi yang rela basah kuyup memeriksa sejumlah saluran air. Marhaen Djumadi juga menyaksikan langsung kondisi RSUD Nganjuk yang tergenang air. Meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, tetapi akibat banjir pelayanan di RSUD Nganjuk terganggu.(ris.hel)

Tags: