Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tak Berkutik dengan Tekanan Warga

Anggota dewan Sidak TPST yang tutup. [hadi suyitno/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
TPST sampah di Lingkar Timur Sidoarjo mangkrak satu bulan setelah di demo warga Bluru Kidul, yang menuntut diberi pekerjaan di tempat ini. Aset Pemkab untuk memilah sampah yang didaur ulang dan sisanya yang dibuang di TPA Jabon, itu ditutup sampai batas waktu tidak pasti.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan selaku pengelola tidak berkutik terhadap tekanan warga dan menutup TPST itu. Sekitar 27 tenaga lepas juga kehilangan pekerjaan akibat penutupan TPST.
Anggota komisi C DPRD, Aditya Nindiatman, saat Sidak, Kamis (8/3) siang, menyatakan, persoalan ini sebenarnya sepele, ada warga desa setempat yang meminta pekerjaan di TPST. Soal itu tidak menjadi soal bila dilakukan dengan pendekatan yang baik. Namun sangat disayangkan TPST yang bisa mengurangi beban sampah yang cukup banyak di kota, akhirnya menjadi mangkrak.
”TPST seluas 1 hektar yang dibangun dengan anggaran miliaran, baru berfungsi satu tahun. Eman kalau mangkrak hanya masalah sepele begini,” terangnya.
Kabid Kebersihan DLHK Sidoarjo, Hexa Widagdo, mengaku belum punya solusi mengatasi masalah ini. Dibenarkan, lahan TPST ini aset Pemkab Sidoarjo. Demo terjadi akibat warga Desa Bluru Kidul, meminta pekerjaan dari pengolahan sampah di sini. Dinas tidak bisa menampung permintaan itu karena di tempat ini sudah ada 27 tenaga lepas yang bekerja dengan ship. Karena tidak ada titik temu, akhirnya TPST ini ditutup hingga kini.
Ia mengatakan, problemnya bila tuntuan warga dipenuhi untuk bekerja di TPST, lalu bagaimana nasib tenaga lepas yang sudah lama bekerja. Tidak mungkin pihaknya menggantikan posisi mereka dengan warga yang menuntut pekerjaan itu.
Akibat penutupan TPST membuat sampah harus dibuang dari warga langsung dibuang ke TPA Jabon yang jaraknya dari kota sekitar 12 km. Banyak diantara sampah keleleran karena lama tidak diambil armada truk TPA Jabon. Biasanya sampah warga cepat dibuang ke TPST, untuk diambil benda yang bisa didaur ulang.
Sampah daur ulang seperti botol plastik sudah ada pengepul yang mengambilnya. Keuntungan dari penjualan plastik yang dibagi-bagi para tenaga lepas saja. Dari hasil penjualan itu, satu orang bisa mengantongi Rp2 juta hingga Rp3 juta. Tampaknya penghasilan ini yang membuat warga setempat kepincut untuk mendapatkan pekerjaan di sini. [hds]

Tags: