Pemkab Blitar Jamin Tak Ada Vaksin Palsu

Kadis Kesehatan Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi bersama Kasat Reskoba Mapolres Situbondo, saat menggelar sidak di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, kemarin (19/7). [sawawi/bhirawa].

Kadis Kesehatan Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi bersama Kasat Reskoba Mapolres Situbondo, saat menggelar sidak di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, kemarin (19/7). [sawawi/bhirawa].

[Dinkes Bersama Polisi Sidak Vaksin di RSUD dan Puskesmas]
Situbondo, Bhirawa
Tim gabungan dari jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo bersama Polres Situbondo, menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa rumah sakit dan puskesmas di Kota Santri Senin kemarin (19/7). Langkah ini dilakukan guna untuk mengantisipasi dan memastikan tidak ada peredaran vaksin palsu yang notabene dapat membahayakan balita. Inspeksi mendadak atau sidak ini tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdoerrahem Situbondo, melainkan juga di Rumah Sakit swasta Elizabeth di Jalan WR Supratman.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi, program sidak juga dilakukan bagi seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di 17 kecamatan, se-Kabupaten Situbondo. “Semua pusat pelayanan kesehatan seeprti Puskesmas kita datangai,” ujar Abu Bakar Abdi , usai menggelar sidak, pagi kemarin.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan itu menyebutkan, usai melakukan sidak dari beberapa rumah sakit milik pemerintah daerah maupun rumah sakit swasta tidak ditemukan adanya vaksin. “Setelah dilakukan pengecekan terhadap vaksin yang tersedia di masing-masing rumah sakit, petugas tidak menemukan vaksin palsu yang beberapa pekan terakhir banyak beredar di beberapa wilayah Indonesia,” terang Abu Bakar Abdi.
Sedangkan keberadaan vaksin untuk balita yang disimpan dalam lemari pendingin, kata Abu Bakar Abdi, sudah dilakukan pengecekan apakah vaksin yang tersedia disetiap rumah sakit masih layak atau tidak. Selain itu petugas dari Dinas Kesehatan dan Kepolisian, terang Abu Bakar, juga mengecek register atau data balita yang di vaksin pada masing-masing rumah sakit dan petugas juga memeriksa jumlah vaksin yang digunakan selama 2016.
Sementara itu, ditemukannya vaksin palsu yang beredar untuk masyarakat, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menjamin bebas vaksin palsu. Bahkan untuk mencegah peredaran vaksin palsu ini, Dinas Kesehatan kabupaten Blitar meminta Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Blitar untuk mengambil vaksin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara langsung. “Untuk pengabilan vaksin langsung ke kantor Dinas Kesehatan, untuk memudahkan monitoring,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Kuspardani di Kantornya, Selasa (19/7) kemarin.
Dikatakanya, selain mengambil vaksin langsung ke dinas kesehatan, pihaknya juga memonitor peredaran vaksin yang ada di masyarakat.  Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya vaksin palsu yang beredar di masyarakat bukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. “Monitoring ini untuk melihat pelayanan kesehatan ke masyarakat termasuk mengecek masalah penerimaan dan pengambilan vaksin dari dinas kesehatan,” ungkapnya.
Menurutnya, monitoring ini merupakan bentuk pelayakan dari dinas kesehatan untuk masyaraat untuk memberikan hasil yang terbaik untuk generasi penerus.Kuspardani menambahkan, Semua vaksin yang ada di Puskesmas aman karena semua langsung dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Sebelumnya, Bareskrim Polri telah mengamankan sedikitnya 15 tersangka pembuat dan pengedar vaksin palsu di beberapa daerah, seperti Jakarta, Tangerang, dan Subang.
Sementara, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan setidaknya ada 12 vaksin palsu yang telah ditemukan. Vaksin ini dilaporkan memiliki merek dagang dari PT Biofarma, PT Sanofi Grup, dan PT Glaxo Smith Kline (GSK).
Kedua belas vaksin palsu ini ditemukan di sejumlah daerah Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, Mataram, Palu, Subang, Pekanbaru, Bandung, dan Denpasar dengan jenis Vaksin engerix B, Vaksin pediacel, Vaksin eruvax B, Vaksin tripacel, Vaksin PPDRT23, Vaksin penta-bio, Vaksin TT, Vaksin campak, Vaksin hepatitis B, Vaksin polio bOPV, Vaksin BCG, dan Vaksin harvix. “Di Kabupaten Blitar sendiri tidak ditemukan adanya peredaran vaksin palsu karena pengambilan sejak dulu distribusikan dilakukan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar,” tegasnya. [awi,htn]

Tags: