Pemkab Gresik Berkolaborasi dengan PENS, Basmi Serangga Menggunakan Smart Light Trap Insect

Kadispertan saat menunjukkan Smart Light Trap Insect alat perangkap hama serangga. [kerin ikanto]

Pemkab Gresik, Bhirawa
Dinas Pertanian (Dispertan) Pemkab Gresik berkolaborasi dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) membasmi hama serangga dengan teknologi super canggih, Rabu (22/12). Alat ini bernama Smart Light Trap Insect yang merupakan lampu cerdas perangkap hama serangga. Smart Lamp itu baru pertama kali launching dan dipasang di Gresik. Kedepan rencananya akan diproduksi secara massal.
Menurut Ketua Pelaksana dan Dosen Elektro PENS, Indra Ferdiansyah, lampu itu menampilkan beragam warna. Untuk lampu warna ungu, kuning, biru hingga putih mampu menarik hama serangga sehingga tidak merusak tanaman. Lampu itu juga mampu menekan biaya produksi mengganti insectisida kimia.
Tiang lampu memiliki tinggi 1,5 meter menyesuaikan dengan media tanam. Pada tiang lampu Itu pada bagian atas merupakan solar panel untuk menyerap sinar matahari menjadi energi listrik. Kemudian di bagian tengah ada tiga baterai dan alat untuk mengontrol nyala lampu.
Hebatnya lagi, lampu itu bisa diatur. Misalkan mulai pukul 17.00 sampai pukul 20.00 warna biru. Kemudian pukul 20.00 sampai 23.00 warna putih, kemudian pukul 23.00 hingga pukul 02.00 warna ungu dan sisanya warna kuning. Waktu dan warna lampu ini sudah sesuai dengan riset data dari Dispertan. Kapan serangga itu keluar sehingga sesuai dengan nyala lampu.
“Lampu warna kuning disukai lebah, warna putih disukai hama wereng, lampu warna biru kepiting tanah. Pasalnya serangga memiliki mata tunggal dan majemuk. Jadi bisa membedakan warna lampu. Panel surya bisa bertahan selama tiga hari jika tidak ada sinar matahari maksimal,” jelas Indra.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro menambahkan, kolaborasi ini mendapat apresiasi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Memberikan penyuluh pelayanan terbaik bagi petani dengan lampu perangkap cerdas ini. Bisa mendeteksi seluruh hama serangga yang selama ini menjadi momok petani.
“Ini merupakan salah satu terobosan mengamankan produksi. Penekanan populasi wereng bisa dikendalikan,” kata Eko.
Menurut data Dispertan Pemkab Gresik, pada tahun 2020 tercatat hama wereng batang coklat 1.608 meyerang batang padi di Gresik. Diharapkan dengan alat ini makin digencarkan penggunaannya. Bisa dibeli melalui APBDes maupun DD. ”Nantinya dipasang banyak di lokasi masing-masing. Agar surplus pangan Kabupaten Gresik bisa kita pertahankan,” terangnya. [eri]

Tags: