Pemkot Probolinggo Libatkan Kontraktor, Konsultan, Pengembang dan Disabilitas

Kontraktor, konsultan dan pengembang dalam musrenbang tematik infrastruktur.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Musrenbang Tematik Infrastruktur)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Untuk pertama kalinya pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tematik infrastruktur dan kewilayahan melibatkan para kontraktor, pengembang dan konsultan serta disabilitas. Dengan begitu bisa ikut berperan aktif dalam pembangunan tahun 2021 mendatang,” hal ini diungkapkan Wali Kota Habib Hadi dalam musrenbang tematik, Kamis 6/2/2020.
Kegiatan yang digelar di ruang Mojopahit Bale Hinggil itu diikuti 100 peserta meliputi Kepala KSOP, Direktur DABN, Direktur Pelindo, Kepala Stasiun, Kadin, kontraktor,konsultan perencana dan kontraktor serta disabilitas se- Kota Probolinggo.
Hadir Pula Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri, Kepala Bappeda Rey Soewigtyo, serta narasumber dari Ikatan Ahli Perencana wilayah Jawa Timur. Wali kota menuturkan jika dalam musrenbang tematik melibatkan berbagai unsur. Seperti penyandang disabilitas, petani, nelayan, perwakilan perempuan dan anak serta perwakilan masyarakat lainnya.
Untuk mendukung pembangunan tahun 2021 tema yang diangkat, penyiapan dan penyediaan infrastruktur guna meningkatkan daya saing wilayah. Untuk itu wali kota meminta peserta bisa menyampaikan aspirasi, saran dan masukan agar sesuai dengan harapan masyarakat.
“Hal ini sejalan dengan visi misi kami, membangun bersama rakyat. Daya saing wilayah menunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi daya saing, maka semakin tinggi pula kesejateraan masyarakatnya,” tuturnya.
Menurut Habib Hadi, guna mendukung daya saing wilayah akan melakukan beberapa hal. Diantaranya, memetakan potensi daerah, memperkuat infrastruktur dan SDM. Menciptakan inovasi produk dan mendorong ekonomi rakyat dengan penggunaan produksi lokal.
“Kesiapan kapabilitas pemerintah daerah perlu didukung oleh peningkatan kemampuan dalam mengelola keuangan daerahnya. Begitu pula kualitas SDM perlu dipersiapkan sehingga anggaran APBD dapat dikelola dengan efektif dan secara bertahap dapat membangun daya saing,”jelasnya.
Peserta menerima materi dari narasumber, Firman Afrianto Ketua II ikatan ahli Perencanaan wilayah Jatim. Lalu dibentuk kelompok untuk menyampaikan aspirasi, saran dan masukannya.
Selain itu sekitar 50 orang yang mewakili 1024 penyandang disabilitas di Kota Probolinggo. Diketahui, ada dua jenis disabilitas yaitu penyandang disabilitas untuk usia 18 tahun ke atas sebanyak 853 orang sedangkan anak disabilitas usia 18 tahun ke bawah sebanyak 171 anak.
“Kaum difabel seperti kami ini, kebanyakan soal kurangnya pekerjaan. Melalui kegiatan ini, kami mau usul barang kali bisa tembus,” ujar Supriyadi, Kamis 6/2/2020 warga Kelurahan Mangunharjo, yang hadir dalam musrenbang gelaran Bappeda Litbang itu.
Berdasarkan rembug bareng rekan-rekannya, Supriyadi ingin pemerintah memfasilitasi berdirinya usaha yang dikelola penyandang disabilitas. “Yang sekiranya bisa menyatu dan dikelola sama-sama. Misal ada suatu tempat nanti dipasarkan sama-sama,” harap pria yang punya keahlian menjahit ini.
“Saya berharap bisa terlaksana, usulan kami diterima dan bisa tembus. Kalau cuma rembug tapi ke depan tidak ada hasil ya percuma,” imbuh Supriyadi. Itulah satu dari sekian banyak harapan penyandang disabilitas di Kota Probolinggo.
Menurut wawali Subri framing membangun Kota Probolinggo secara bersama-sama yaitu bersama rakyat. Rakyat yang dimaksud adalah semua insan di Kota Probolinggo tanpa terkecuali, termasuk diantaranya penyandang disabilitas.
“Oleh karena itu, masyarakat harus memahami dimana posisi, hak dan kewajibannya. Kembangkan mindset jangan menunggu dilibatkan tetapi bisa melibatkan diri. Memberikan pemikiran, usulan yang dibutuhkan penyandang disabilitas,” kata Subri.
Prinsip para penyandang disabilitas yang tidak ingin dikasihani tetapi ingin difasilitasi, menjadi hal yang luar biasa. “Jangan jauh dari kami (wali kota dan wawali), terus berkomunikasi dengan kami. Jangan merasa minder, ewuh pekewuh karena kami bagian dari njenengan semua. Kami akan berjuang, mengabdi, berkhidmat kepada masyarakat,” terang wawali.
Subri meminta mereka menjaga kekompakan, saling menguatkan dan bergandengan tangan. “Saling tukar informasi, tukar ilmu pengetahuan. Jangan jadikan (penyandang disabilitas) menjadi obyek, tetapi jadikan subyek pembangunan Kota Probolinggo,” tambahnya.(Wap)

Tags: