Pencarian Korban Banjir Bandang Kota Batu Tuntas

Suasana pembersihan material banjir bandang di beberapa titik di Kota Batu.

Mensos Siapkan Santunan bagi Keluarga Korban
Kota Batu, Bhirawa
Tim Gabungan Pencarian Korban banjir bandang Kota Batu menemukan korban atas nama Tokip dengan kondisi meninggal dunia, Sabtu (6/11). Korban ini menjadi yang terakhir dicari petugas. Hal ini menyusul dalam identifikasi dan klarifikasi yang dilakukan, ternyata ada satu jenazah korban yang tercatat dalam tiga nama dalam daftar pencarian korban hilang.
Diketahui, total korban banjir badang yang terjadi Kamis (4/11) berjumlah 15 orang. Saat itu rinciannya, enam orang meninggal dunia, enam selamat, dan yang tiga korban masih hilang. “Dari penelusuran tim BPBD Kota Batu, ternyata dua korban hilang atas nama Fery dan Arif adalah orang yang sama dengan korban meninggal yang sudah ditemukan atas nama Adi Wibowo,”ujar Wakil Wali Kota Batu, H Punjul Santoso saat dikonfirmasi, Minggu (7/11).
Otomatis, dua dari tiga korban hilang atas nama Fery dan Arif langsung dinyatakan telah ditemukan dan dicoret dari daftar korban hilang. Kemudian satu korban hilang terakhir atas nama Tokip telah ditemukan meninggal dunia pada hari Sabtu (6/11).
Dengan demikian saat ini semua korban hilang terseret arus banjir bandang telah ditemukan semua. Dan Pemkot Batu telah resmi menghentikan operasi pencarian korban banjir bandang. “Korban terakhir atas nama Tokip, 56 tahun, berhasil ditemukan tidak jauh dari rumahnya pada Sabtu (6/11) jam 10.00 WIB. Dan saat ini juga, tim bersama Basarnas menyatakan bahwa pencarian telah selesai dilakukan dan ditutup,” jelas Punjul yang juga menjadi Komandan Aktivasi Penanganan Darurat Bencana.
Setelah operasi pencarian dinyatakan selesai, tim gabungan akan fokus melaksanakn pembersihan material sisa banjir bandang. Untuk menunjang itu, mereka masih butuh alat-alat berat dan truk untuk mengevakuasi material tersebut.
Disampaikan pula dalam konferensi pers di Command Center Balaikota Among Tani Batu, Sabtu (6/11) malam bahwa dalam kajian menyatakan Kota Batu termasuk potensi menengah ke tinggi untuk bencana longsor dan banjir. Hal ini disampaikan Wali Kota Batu dalam konpress yang juga didampingi Wakil Wali Kota Batu, Kasrem 083 Malang, Kapolres Kota Batu dan BNPB.
Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko mengatakan beberapa tempat yang sebelumnya sangat terdampak sudah dibersihkan, dan beberapa jalan juga sudah bisa dilewati. “Menurut kajian Kota Batu termasuk potensi menengah ke tinggi untuk bencana longsor dan banjir,”ujar Dewanti.
Dan saat disurvei dari udara, ada beberapa sungai purba atau sungai mati yang tidak teraliri air. Saat hujan terjadi, sungai purba tersebut menjadi titik longsor karena sungai di bagian hulu tidak terlalu lebar. Akibatnya, material longsor akan menutup badan air menjadi bendung-bendung alam yang membendung aliran air di bagian hulu. Dan ketika terjadi curahan hujan tinggi, bendung-bendung alam tersebut tidak mampu menahan dan hancur serta menyebabkan banjir bandang.
Sebelumnya Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini meninjau lokasi bencana dan menemui keluarga korban. Risma juga menyiapkan santunan bagi para keluarga korban meninggal dalam banjir bandang di Kota Batu.
“Korban meninggal mendapat santunan Rp 15 juta untuk setiap ahli waris. Korban luka berat mendapat santunan Rp 5 juta, dan santunan Rp 2 juta untuk korban luka ringan,” ujar Risma, Jumat (5/11).
Selain itu, lanjut Risma, pihaknya juga akan menurunkan tim trauma healing. Hal ini untuk memberi pendampingan psikologis bagi pengungsi maupun korban banjir bandang Kota Batu. “Kami ada trauma healing. Petugas akan memberi trauma healing kepada warga yang menjadi korban terdampak,” tambah Risma.
Di sisi lain, Taruna Siaga Bencana (Tagana) telah mendata dan asesmen para penyintas bencana. Tagana akan membantu mengevakuasi warga dari lokasi yang kurang aman ke lokasi yang lebih aman. Selain itu Tagana juga telah menyalurkan bantuan logistik untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana telah tercukupi. [nas]

Tags: