Pengelolaan Gelora Bung Tomo Surabaya Tak Serius

Gelora Bung TomoPemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot mengalami kerugian signifikan untuk pengelolaan Stadion Gelora Bung Tomo (SGBT).Dengan anggaran sekitar Rp4,4 miliar per tahun, SGBT hanya menyetor PAD sebesar Rp1,1 miliar tahun kemarin.
Disinyalir, kerugian pemkot pada pengelolaan SGBt ini juga semakin melambung bila nilai pembangunan ditambahkan. Kerugian mencapai Rp440 miliar.
”Kami yang di dewan akhirnya hanya menyetuji penganggaran yang diajukan Pemkot saja,” kata anggota komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti Kamis (13/11).
Dia menjelaskan, anggaran pengelolaan dan perawatan SGBT mencapai sekitar Rp4,4 miliar per tahun, sementara pemasukannya hanya sekitar Rp1,1 miliar per tahun.
Artinya pengelolaan SGBT rugi Rp3,3miliar per tahun. Melihat fakta itu anggota komisi D DPRD Surabaya ini hanya bisa geleng-geleng kepala.
”Hasil evaluasi kami memang pengelolaan SGBT rugi segitu dan tahun depan target pendapatannya juga  kami target sebesar Rp4,4 miliar lagi. Tapi pendapatan dari pengelolaannya masih sulit beranjak dari Rp1,1 miliar,” katanya.
Dia menambahkan, lembaga dewan sering menyorot tentang proyek SGBT yang juga sering disebut Surabaya Sport Center (SSC). Pasalnya, pembangunannya dengan dana APBD Rp440 miliar adalah proyek ambisius Pemkot Surabaya.
Sejak diresmikan tahun 2010 silam, hingga 2013 ini belum juga mendatangkan kontribusi ke PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang memuaskan bagi Kota Surabaya. Demikian juga warga sekitar SSC merasa tak mendapatkan manfaat apa-apa. Tak heran jika proyek SSC dinilai sia-sia.
Informasi yang dihimpun, SSC memang sudah mulai mendapat pemasukan, tapi belum bisa mandiri. Tahun 2012, misalnya, pendapatan SSC sebesar Rp359 juta.
Sedang per Agustus 2013 sebesar Rp586 juta. Pendapatan itu diperoleh dari sewa pengelolaan area stadion. Hanya saja, pendapatan sebesar itu belum mencukupi untuk kebutuhan operasional SSC yang saat itu mencapai Rp1,5 miliar setahun.
Pantauan di lapangan, akses jalan menuju SSC dari arah terminal angkot Benowo masih sempit dan penuh lubang. Begitu juga kondisi 500 meter sebelum stadion.
Akses pintu masuk utama menuju GBT dan arena futsal tampak tak terawat. Kondisi pinggir jalan masuk satu – satunya tersebut dipenuhi rumput lebat dan tinggi tak terpotong.
Suasana tampak sepi dan nyaris tanpa aktivitas. Di pos pintu masuk hanya dijaga dua petugas keamanan. Sedangkan 6 lainnya berjaga di GBT dan arena futsal. [dre]

Tags: