Pengoperasian 10 Trafo Ditarget Mampu Gaet Investor

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meninjau gardu induk Bangkalan yang baru diresmikan, Senin (27/6).

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meninjau gardu induk Bangkalan yang baru diresmikan, Senin (27/6).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku optimistis pengoperasian sepuluh unit transformator (trafo) wilayah Jatim dengan total daya sebesar 340 Mega Volt Ampere (MVA) mampu menghadirkan investor. Peresmian 10 trafo ini sangat penting sebab kepastian pasokan listrik dan powerplant merupakan salah satu jaminan investasi yang diberikan Pemprov Jatim.
“Izin prinsip di Jatim saat ini sudah mencapai Rp 300 triliun dan tentunya listrik menjadi kebutuhan utamanya. Penambahan daya sebesar 340 MVA dan rencana penambahan daya hingga 2.100 MW merupakan tawaran yang sangat menarik bagi investor,” kata Gubernur Soekarwo saat Peresmian Pengoperasian 10 Unit Trafo Wilayah Jatim dan Ground Breaking Pembangunan Transmisi Bangkalan – Gili Timur di Kantor Gardu Induk Bangkalan, Senin (27/6).
Menurutnya, ketersediaan listrik dan lahan merupakan masalah serius dalam kepastian berinvestasi. Jika jaminan listrik dan lahan sudah terpenuhi maka masalah kualitas SDM, kualitas pelayanan publik dan kemudahan perizinan baru diperhitungkan. “Listrik dan lahan merupakan urutan pertama dalam menjamin kepastian investasi,” tegasnya.
Ia berharap, pengoperasian 10 trafo serta pembangunan transmisi 150 KV itu bisa menambah rasio elektrisitas listrik di Madura. Saat ini rasio elektrisitas listrik Jatim sudah mencapai 87,56 persen, namun Madura baru 63 persen sedangkan khusus Sumenep baru sekitar 50 persen. “Kami akan terus mendorong rasio elektrisitas listrik di Jatim bisa terus naik, khususnya daerah Madura dan sekitarnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, menyampaikan apresiasi kepada PLN atas pengoperasian 10 trafo di Jatim. Penambahan daya listrik ini erat kaitannya dengan upaya menjadikan Jatim sebagai hub di Indonesia Bagian Timur. “Sebagian besar proses pengolahan bahan baku atau mentah menjadi barang jadi dilakukan di Jatim, karenanya jaminan pasokan listrik sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Terkait penambahan daya listrik, Pakde Karwo menyarankan kepada PLN untuk menggunakan geothermal. Saat ini Jatim sudah memiliki beberapa geothermal yakni Ijen dengan kapasitas 275 MW, dan Ngebel berkapasitas 51 MW. “Pembangunan investasi geothermal memang cukup mahal namun jaminan ketersediaannya cukup andal dan after salesnya bagus,” tuturnya.
Khusus daerah Bangkalan, disarankan untuk segera menawarkan listrik di sisi industri bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga. Dari total daya 8.600 MW di Jatim hampir 5.600 MW digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Paling tidak harus disediakan lahan sebesar 200 hektare.
“Pertumbuhan ekonomi Jatim sebagian besar ditopang oleh industri. Oleh sebab itu Bupati Bangkalan saya harap segera  menyiapkan lahan, izin dan membenahi pendidikan vokasionalnya  seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” jelasnya.
Sementara itu Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali PLN Amin Subekti mengatakan dengan penambahan trafo itu dapat meningkatkan pelayanan kelistrikan dan menambah kapasitas pasokan listrik di Jatim. Selain itu, diharapkan bisa menjadi peluang bagi pelaku bisnis dan industri untuk mengembangkan usaha di Jatim.
“Dengan jaminan suplai energi listrik yang mencukupi dari PLN, memberikan kesempatan para pelaku bisnis dan investor untuk mengembangkan usahanya di Jatim,” urainya.
Ia menjelaskan, sampai dengan 2019 PLN menargetkan rasio elektrisitas listrik nasional mampu mencapai 85 persen. Oleh karenanya pengoperasian 10 trafo dan pembangunan Transmisi Gili Timur merupakan langkah awal dan masih banyak PR yang harus dilakukan PLN.
“Ke depan kami juga merencanakan untuk menambah kapasitas kabel di kanan kiri Jembatan Suramadu sehingga aliran pasokan listrik ke Pulau Madura bisa lebih besar. Selain itu hingga akhir  2016 kami juga akan membangun 33 trafo di Jatim,” pungkasnya.
Selama April hingga Juni 2016 PLN berhasil membangun 10 trafo tegangan tinggi di wilayah Jatim yang tersebar di sejumlah titik, yakni Segoromadu (Gresik), Sumenep, Altaprima (Gresik), Nganjuk, Pare (Kediri), Pier (Pasuruan), Bumicokro (Pasuruan), Ploso (Jombang), Ngoro (Mojokerto), dan Tanjung Awar-awar (Tuban).
Terkait pembangunan jaringan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV lanjutnya, merupakan tambahan dari jaringan yang sudah ada yang menghubungkan Gardu Induk (GI) Bangkalan dan GI Gilitimur dan GI Ujung/Kenjeran. Saat ini jaringan transmisi eksisting mampu mengalirkan daya sebesar 200 MW dengan beban sudah lebih dari 90 persen waktu beban puncak.
Dengan adanya tambahan jaringan transmisi baru akan menambah daya mampu pasok listrik sebesar 60 MW. Sehingga kapasitas total daya mampu dari transmisi Bangkalan/Gilitimur – Ujung/Kenjeran akan meningkat menjadi 260 MW atau naik sebesar 30 persen.
Jaringan transmisi baru yang akan dibangun sepanjang 11,5 kilometer sirkuit itu ditopang oleh 31 tower konstruksi. Berlokasi di Bangkalan, melewati 2 kecamatan, dan 7 desa (Kecamatan Burneh, Desa Burneh, Petepan, dan Masaran, Kecamatan Labang, Desa Merkopek, Brigen, dan Baengas). [iib]

Tags: