Penyidikan Kasus Amran Harus Transparan

5-Ortu KurbanSidoarjo, Bhirawa
Terkait kematian Muhammad Amran Zainuddin (28) warga Dsn Saimbang Kec Sukodono yang diduga dianiaya oknum petugas Polsek Sukodono. Membuat Camat Sukodono harus turun tangan yakni menghimbau kepada penyidik agar dilakukan secara transparan. Selain itu kepada warga juga jangan melakukan demo anarkis, jangan menutup jalan, karena mengganggu  kepentingan orang banyak.
Camat Sukotono, M Ainur Rochman AP MSi Selasa (4/11) kemarin mengatakan, kalau pihaknya berharap kepada kepolisian melakukan penyidikan dengan cara transparan. Jangan lagi ditutup-tutupi agar warga tak lagi merasa kecewa karena terus dibohongi. Keluarga korban juga menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisaan, dan kuasa hukumnya. Namun harus dilakukan secara transparan. ”Kalau benar ya harus dibenarkan, kalau salah juga harus ditindak secara tegas,” harap Camat Ainur.
Sementara itu kepada para warga, Camat Ainur berharap, jangan lagi melakukan demo-demo yang anarkis sehingga merugikan orang banyak. Seperti yang pernah dilakukan dengan menutup jalan dan membakar ban bekas. Perbuatan seperti itu jangan dilakukan lagi, karena mengganggu kepentingan orang banyak. Kita harus bersabar, menunggu perkembangan penyidikan. ”Saya yakin polisi akan melakukan secara terbuka,” terang mantan Sekcam Kota Sidoarjo.
Terpisah, orang tua korban, Muhammad Munir (54) menuturkan, kalau pihaknya menyerahkan permasalahan ini kepada pihak polisi untuk melakukan pemeriksaan. Jika memang ditemukan adanya penganiayaan atas kematian anaknya, maka pelaku yang diduga oknum polisi itu harus dihukum sesuai dengan perbuatannya. ”Kalau  benar dianiaya, maka kami akan tetap menuntut keadilan,” tegasnya.
Sedangkan Kapolres Sidoarjo, AKBP Anggoro Sukartono menceritakan, sebelum meninggal dunia, korban bersama istrinya sedang menonton konser musik dangdut di Lapangan Sukodono. Pada saat konser musik sedang berjalan terjadi sedikit keributan, istri korban kena lemparan dari luar lapangan, sehingga kepalanya berdarah.
Kemudian korban mendatangi panitia konser musik dangdut untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpa istrinya. Informasinya, korban itu mau menemui panitia karena istrinya terluka akibat dilempar tanah keras. ”Namun tak diketahui siapa yang melempar,” ungkap Anggoro Sukartono.
Lalu korban diamankan polisi karena pada saat mendatangi panitia dengan cara yang sangat kasar. Saat ditanya Kanit Intel Polsek Sukodono, kenapa korban marah-marah. Kanit Intel dipukul korban. Begitu mengetahui yang dipukul itu polisi, korban melarikan diri dan berhasil ditangkap warga.
Polisi yang berada dilokasi langsung mengamankan korban dari amukan massa dan membawanya ke Mapolsek Sukodono. Pada pagi harinya ibu korban mendatanginya dan masih dalam keadaan sehat, setelah itu polisi yang piket menyuruhnya mandi. Namun setelah selesai mandi, korban tergeletak dalam keadaan lemas di ruang tahanan Mapolsek Sukodono.
Menurutnya, tak ada luka lebam dari jasad korban. Untuk menghindari prasangka dari warga, maka kami meminta kepada keluarga untuk dilakukan otopsi terhadap jasad korban. Akibatnya warga marah, dan menduga dilakukan penganiayaan polisi. ”Oleh karena itu kami langsung menurunkan Propan untuk melakukan penyidikan terkait kasus ini,” tegas AKBP Anggara.
Kemarin, Lisah Fauzizah (21), istri Almarhum Muhammad Imran Zainuddin korban tewas di Mapolsek Sukono diperiksa Propam Polres Sidoarjo di Balai Desa Kebon Agung Kec Sukodono Sidoarjo untuk dimintai keterangan.
Pemeriksaan dimulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Ia mengaku ditanya seputar kronologi kejadian, mulai dari dirinya kena lemparan batu di area Expo saat melihat hiburan Orkes Monata hingga suaminya meninggal. ”Pokoknya ya sebatas yang saya ketahui, itu saja,” katanya.
Selain memeriksa istri korban. Propam Polres Sidoarjo juga memeriksa Nurhadi warga Desa Kebon Agung sebagai saksi. Proses periksaannya lebih awal dari istri korban, yakni  sekitar pukul 12.00 WIB. Termasuk juga Erni, istri Nurhadi, dan Supriyadi. ”Mereka diperiksa, dimintai keterangan selama satu jam,” ujar Nurhadi sambil menghindari kerumunan awak media. [ach]

Keterangan Foto : Orangtua korban, Muhammad Munir (kanan) saat berdiskusi dengan pihak kepolisian.

Tags: