Kota Malang, Bhirawa
Pemanfaatan e-money, atau uang elektronika, masih sangat minim padahal pada tahun 2018, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan seluruh transaksi menggunakan e-money. Karena itu Bank Indonesia (BI) meminta kepada perbankkan untuk menyederhanakan pemanfaatan e-money, agar bisa digunakan lebih luas dan fleksibel.
Kepala BI Malang, Dudi Herawadi, kepada sejumlah wartawan Selasa (25/7) kemarin mengutarakan, masyarakat yang menggunakan e-money saat ini memang masih belum banyak. Mereka beralasan proses penggunaannya ribet.
“Karena tidak sedikit yang merasa proses penggunaannya ribet alias tidak praktis. Sehingga, masyarakat cenderung memilih melakukan transaksi menggunakan uang tunai, yang dianggap lebih sederhana,”tutur Dudi Herawadi.
Salah satunya yang membuat masyarakat malas menggunakan e-money, karena sebelum pemakaian e-money harus diisi dulu. Makanya kalau bisa perbankan lebih menyederhanakannya. Apalagi pada 2018 sudah diwajibkan penggunaan e-money, pada semua transaksi.
Dudi menambahkan, pengguna e-money masih terbatas, pada kalangan terntentu, yakni kalangan akademisi dan pengusaha. Sebagian besar dari mereka sudah memanfaatkan untuk berbagai transaksi. Karena itu untuk meningkatkan pemanfaatannya, berbagai sosialisasi terus digencarkan.
“Sosialisasi sudah sering dilakukan BI, tapi masih belum banyak yang memanfaatkannya, ini harus ada polece, agar masyarakat terdorong untuk lebih senang menggunakan e-money,” tambah Dudi.
Sementara itu, salah satu pengguna E-money di Kota Malang, Amanda menambahkan, penggunaan uang elektronik ini masih sangat ribet. Karena belum semua transaksi di kota pendidikan ini dapat dilakukan dengan menggunakan e-money. Padahal, dalam panduan yang diberikan, trnasaksi uang elektronik dapat digunakan di SPBU, ritel, dan beberapa pusat perbelanjaan. Namun pada prakteknya belum bisa digunakan secara maksimal.
Menurut dia, memang belum semua pelaku usaha yang juga menyediakan fasilitas ini, padahal, sebenarnya e-money, tujuannya adalah memudahkan, tidak harus ribet membawa uang.
Menurutnya, beberapa transaksi yang sempat gagal ia lakukan dengan menggunakan e-money adalah ketika ia hendak mengisi bahan bakar di SPBU. Karena belum semua tempat pengisian bahan bakar di Kota Malang memberi fasilitas pembayaran dengan e-money. Termasuk juga dengan beberapa pusat perbelanjaan, yang ternyata sama sekali tidak ada fasilitas menggunakan e-money. [mut]