Perempuan Ujung Tombak Penanganan Perubahan Iklim

Dyah Roro Esti

Dyah Roro Esti
Satu lagi politisi muda Tanah Air yang berhasil mengukir kiprahnya di tingkat internasional. Dia adalah Dyah Roro Esti. Anggota DPR RI dari Dapil X Lamongan-Gresik ini sukses menjadi pembicara pada acara Conference of the Parties (COP) 28 yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Dalam momen itu, Dyah Roro menyampaikan ketegasan mengenai pentingnya peran perempuan, dalam mendorong penanganan perubahan iklim hingga transisi energi.

“Perubahan iklim telah terbukti menjadi bencana global yang berdampak sangat buruk pada keberlangsungan seluruh isi alam semesta. Kemudian polusi udara yang telah menyebabkan setidaknya 7 juta kematian setiap tahunnya di dunia dan lebih dari 123 ribu kematian di Indonesia,” ujar Dyah Roro, beberapa waktu lalu kepada Bhirawa.

Untuk itu, lanjutnya, Presiden Joko Widodo serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mendesak untuk melakukan transisi energi karena masalah iklim yang terus meningkat.

“Sebagai perempuan dan pembuat kebijakan, saya terus mendorong dan mengawal RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBET), untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Terlebih beberapa penelitian menunjukkan perempuan cenderung memikirkan dampak jangka panjang dari adanya sebuah kebijakan,” tegas wanita yang menjabat sebagai anggota Komisi VII DPR RI ini.

Selain itu, Dyah Roro juga optimis, karena jumlah perempuan yang terus meningkat dalam politik sehingga lebih inklusif. Apalagi perempuan mampu memiliki multiperan. Baik sebagai politisi, istri dan seorang ibu.

“Mereka juga mendidik generasi masa depan, dimana perubahan dimulai dari rumah, menularkan pemahaman terkait bagaimana itu untuk menghemat energi serta turut andil dalam transisi energi. Sehingga perempuan memainkan peran penting seperti kutipan ketika anda mendidik seorang laki-laki, anda mendidik seorang laki-laki, namun ketika anda mendidik seorang perempuan, anda mendidik seluruh generasi,” bebernya.

Dyah Roro pun menyebut, dengan target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), perempuan telah diberikan ruang lebar dan kesempatan yang mengarah pada kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan terhadap akses energi berkelanjutan, modern yang terjangkau dan dapat diandalkan untuk semua. “Agar mengurangi kesenjangan didalam dan antar Negara, sehingga kita memang memerlukan upaya perubahan yang sistemik,” terangnya lebih jauh.

Namun, katanya, hal itu perlu kerja sama lintas sektor dengan penuh semangat gotong royong. Untuk itu, ia bersama Komisi VII DPR RI beserta mitra baru saja meresmikan program penerangan jalan umum tenaga surya di wilayah Gresik dan Lamongan.

“Terbukti bahwa program tersebut tidak hanya membantu kebutuhan masyarakat, tapi juga dibutuhkannya kerja sama yang cukup intens dari lintas instansi,” pungkas Dyah Roro, sembari mengingatkan bahwa setiap individu mempunyai peran dan perlu bergerak secara kolektif. [aha.yit.iib]

Tags: