Perhutani Rugi Jutaan Rupiah Akibat Karhutla di Gunung Budeg

Petugas gabungan saat berusaha memadamkan api dan baru berhasil padam secara keseluruhan pada Senin (25/9) malam.

Tulungagung, Bhirawa
Perhutani menderita kerugian sekitar Rp10 juta akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di lereng Gunung Budeg yang berlokasi di Kecamatan Campurdarat. Kerugian tersebut setelah terjadi empat kali kebakaran dan terakhir terjadi, Senin (25/9).

“Kalau dari laporan kerugiannya antara Rp5 juta sampai Rp10 juta. Kami tidak hafal dan kita cek lagi,” ujar Asper Perhutani Kalidawir KPH Blitar, Sachurohman, Selasa (26/9).

Menurut dia, nilai kerugian sampai Rp10 juta merupakan akumulasi dari empat kejadian karhutla yang terjadi di Gunung Budeg. “Yang terbakar kemarin mencapai luasan kurang lebih sekitar 10 hektar dengan kerugian Rp 1,5 juta dan sebelumnya rata-rata juga antara 10 hektar,” sambungnya.

Saat ini, menurut dia, kawasan lereng Gunung Budeg yang mengalami karhutla sudah padam. Petugas gabungan dari berbagai unsur, mulai dari Pemadam Kebakaran, Perhutani, BPBD Kabupaten Tulungagung serta warga, termasuk Kepolisian dan TNI, memastikan api sudah dapat dipadamkan pada Senin (25/9) malam.

“Kami sekarang tetap melakukan patroli dan penjagaan secara rutin. Selain juga memberi pembinaan pada masyarakat sekitar,” paparnya.

Selanjutnya, Sachurohman, Perhutani bersama Muspika Kecamatan Campurdarat telah memasang plang-plang imbauan pada masyarakat terkait bahaya karhutla. Apalagi karhutla tidak hanya merugikan secara material tetapi juga berdampak pada kerusakan lingkungan.

“Karhutla sangat merugikan dari sisi lingkungan. Kami juga memasang tentang ancaman pidana bagi pembakar hutan dan lahan,” tandasnya.

Ia pun mengaku telah melakukan sosialisasi pada warga sekitar hutan untuk tidak melakukan pembakaran sampah. Kalau pun sampai melakukan pembakaran harus hati-hati.

“Kalau bisa jangan dibakar. Biarkan saja daun-daun ditumpuk teruarai sendiri kemudian menjadi pupuk. Sekarang memang lagi panas-panasnya dan banyak rumput kering yang bisa memicu kebakaran,” tuturnya.

Sebelumnya, Kapolsek Campurdarat, Iptu Mohammad Anshori, mengungkapkan karhutla di Gunung Budeg pada Senin (25/9), terjadi disisi barat gunung dan merembet ke sisi utara. Pemadaman dilakukan dengan menggunakan air di lokasi yang dapat dijangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran dan yang tidak terjangkau air menggunakan ranting dengan cara dipukulkan pada titik api.

Selain itu, polisi sekarang juga tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran di wilayah gunung yang termasuk gunung purba itu. “Saat ini masih proses pemeriksaan (saksi) di polsek. Pemeriksaan mulai kemarin sampai hari ini, Selasa (26/9),” pungkasnya. [wed.iib]

Tags: