Produktivitas Jagung Turun, Produksi Meningkat

seorang petani sedang merawat tanaman kedelai diwilayah Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Produksi jagung di Bojonegoro meningkat, dari 225.794 ton 2015 menjadi 236.312 ton 2016. Justru sebaliknya, produktivitas jagung menurun dari 48,89 kwintal per hektar (Ha) di 2015 menjadi 47,34 kwintal per Ha pada 2016. Faktor tanaman tersebut memang dikenal rentan terhadap curah hujan yang tinggi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Zainal Fanani, kemarin (15/3) menjelaskan, penyebab terbesar turunnya produktivitas jagung di Bojonegoro adalah faktor cuaca dan penyakit juga ikut mempengaruhi penurunan produktivitas. “Faktor cuaca juga mempengaruhi pertumbuhan jagung, di lahan yang tergenang air dalam waktu lama tentu tidak optimal. Yang terjadi adalah kekerdilan jagung,” jelas Zainal
Menurutnya, berbagai bibit varietas unggul domestik memiliki ketahanan terhadap hujan intensitas normal.
Zainal mengatakan, penyediaan bibit jagung selama ini melalui proyek pertanian pemerintah pusat serta kemitraan antara kelompok tani dengan sejumlah perusahaan pakan ternak luar daerah.
Pihaknya menambahkan, proyek pertanian berupa penyediaan bibit jagung hibrida (persilangan antar varietas) dari APBN tahun ini berkuota 7.500 Ha untuk seluruh Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan jumlah bibit yang akan didistribusikan menyesuaikan permintaan kelompok tani. ” Kini ada 231 kelompok tani mendapatkan bantuan sekaligus pembinaan dari pemerintah pusat melalui lembaga yang dikuasakan,” jelas Zainal.
Tujuan proyek pertanian dari Pemerintah pusat ialah untuk memproduksi 40 persen jagung hibrida domestik di dalam negeri. Diantaranya jagung Bima Uri-19, Bima-19, Batara-14, Bima-14 dan lain sebagainya.
Proyek tersebut, lanjutnya dinilai penting untuk persaingan dengan bibit hibrida multinasional dari negara-negara lain. Sehingga, pada beberapa daerah sentra jagung dengan luas panen di atas 1000 Ha yang ada di Kecamatan Tambakrejo, Sekar, Margomulyo, Bubulan dan Ngraho serta daerah produsen jagung lain terus ditingkatkan baik produksi dan produktivitasnya.
“Kita akan mencari cara agar produktivitas bisa terlepas dari pengaruh musim. Walaupun terbilang tak mudah dilakukan, tetap ada treatment khusus menanam jagung saat musim penghujan,” imbuh dia. [bas]

Tags: