Program Diploma Dua Jalur Cepat Dibuka Tahun Depan

Dirjen Vokasi Kemendikbud Indonesia, Wikan Sakarinto dalam web seminar yang diadakan Fakultas Vokasi Unair beberapa waktu yang lalu.

Surabaya, Bhirawa
Program Diploma Dua (D2) Jalur Cepat (fast track) dibuka tahun ajaran 2022/2023. Program Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) ini akan dibuka untuk siswa lulusan SMK yang telah lulus seleksi program D2 jalur cepat. Mereka akan mulai menjalani pendidikan D2 di pendidikan tinggi vokasi baik itu negeri maupun swasta.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Program Diploma Dua Jalur Cepat ini merupakan salah satu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di mana mahasiswa memiliki kesempatan untuk memperoleh pembelajaran di luar perguruan tinggi yang dapat diakui sebagai capaian kredit.
“Hari ini kita duduk bersama dari unsur industri, SMK, pendidikan tinggi vokasi, fasilitator untuk menyamakan pola pikir dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan memuaskan industri,” ujarnya, Selasa (23/11).
Wikan melanjutkan, dalam program D2 Jalur Cepat ini, mahasiswa dapat menempuh pendidikan di pendidikan tinggi vokasi dalam waktu tiga semester atau 1,5 tahun dengan total beban kredit minimum sebesar 72 SKS. Calon mahasiswa dapat menyetarakan sertifikasi kompetensi/keahlian yang dimiliki sejak duduk di bangku SMK sebagai kredit perkuliahan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Selanjutnya, perkuliahan dilanjutkan di pendidikan tinggi vokasi yang ditempuh selama satu semester dan program magang di dunia kerja atau industri selama dua semester.
“Kita melakukan RPL terhadap hasil belajar dan pengalaman lulusan SMK selama 3 tahun yang dapat diakui antara 12-20 sks yang setara degan proses pembelajaran satu semester. Jadi capaian hasil belajar dan pegalaman SMK 3 tahun kita akui setara dengan 12-20 sks, sehingga cukup tiga semester di politeknik,” kata Wikan.
Untuk diketahui, RPL merupakan proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang dicapai sebelumnya baik melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman kerjanya. Program D2 Jalur Cepat sendiri menggunakan RPL Tipe A2.
Melalui mekanisme ini, kata Wikan, mahasiswa memperoleh keuntungan dapat menyelesaikan perkuliahan lebih cepat satu semester dari program D2 regular.
“Mahasiswa juga mendapatkan real life experience melalui magang dunia kerja yang merupakan nilai tambah bagi kompetensi dan keahlian yang dimiliki,” tutur Wikan.
Untuk tahapan penyusunan kurikulum, lanjut Wikan, program D2 Jalur Cepat terdiri dari penetapan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), penetapan bahan kajian dan pembentukan mata kuliah, serta penyusunan matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum. Kualifikasi lulusan program D2 Jalur Cepat ini berada pada level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) empat di mana lulusan dapat menguasai prinsip dasar pengetahuan dan keterampilan pada bidang keahlian tertentu.
Sementara itu, terkait pelaksaannya, Wikan menjelaskan jika pengembangan Program D2 Jalur Cepat akan bekerjasama dengan SMK dan Industri. Tujuannya untuk memberikan gambaran dan panduan penyelenggaraan program, utamanya terkait desain kurikulum, RPL, kemitraan pendidikan tinggi vokasi, SMK, dan industri serta penyiapan usulan pembukaan program studi.
“iga unsur ini yaitu pendidikan tinggi, SMK, dan industri akan duduk satu meja bersama, untuk dapat merumuskan kurikulum dan kegiatan kegiatan selama studi SMK sejak kelas 1 SMK, dengan muatan – muatan pembelajaran yang menerapkan metode project based learning,” ujar Wikan.
Melalui kegiatan ini diharapkan sinergi antara tiga unsur penting tersebut semakin terjalin erat, khususnya dalam mempersiapkan penyelenggaraan program D2 Jalur Cepat. ”Kerjasama tiga mitra atau triple helix antara tiga unsur ini mutlak hukumnya bagi penyelenggaraan program D2 Jalur Cepat. Rencananya program ini akan mulai aktif beroperasi pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang,” kata Wikan.
Sementara itu, lingkup kemitraan antara pendidikan tinggi vokasi dengan SMK antara lain pada penerimaan calon mahasiswa, serta pengembangan dan pelaksanaan skema RPL. Pendidikan tinggi vokasi dan industri bersinergi antara lain dalam perumusan program magang, pemanfaatan instruktur maupun dosen praktisi, pemanfaatan sarana dan prasarana milik dunia kerja untuk pembelajaran, serta penyerapan lulusan sesuai kebutuhan dan persyaratan.
“Kemitraan antara SMK dan dunia industri antara lain terwujud dalam pelaksanaan RPL dan Praktek Kerja Industri,” kata Wikan. [ina]

Tags: