PT Garam Sumenep Tak Perhatikan Kerusakan Infrastruktur

imagesSumenep, Bhirawa
PT Garam Kalianget dinilai kurang memperhatikan lingkungannya. Pasalnya, infrastruktur disekitar kantor perusahaan milik negara ini terkesan dikesampingkan, seperti banyak jalan yang rusak.
Kepala Desa Pinggir Papas, Abdul Hayat menyatakan, warga lingkungan PT Garam Kalianget banyak mengeluhkan persoalan infrastruktur jalan. Sebab, selama ini akses jalan dilingkungan PT Garam rusak akibat sering dimanfaatkan mobil pengangkut garam milik PT Garam.
“Sebenarnya PT Garam itu kan bisa memanfaatkan dana CSR untuk memperbaiki infrastruktur, terutama jalan. Karena, jalan itu dari pemerintah untuk masyarakat, bukan PT Garam,” kata kades Pinggir Papas, Senin (12/5).
Dia memaparkan, sejak beberapa tahun terahir ini jalan umum dilingkungan PT Garam tidak diperhatikan, meski kerusakan jalan sudah parah, tapi perusahaan tetap tidak memperhatikan. Akibatnya, kerusakan itu menghambat perkembangan ekonomi masyarakat setempat.
“Kalau kerusakan jalan ini tidak diperhatikan, apa yang bisa kami terima sebagai timbal balik dari perusahaan milik pemerintah ini,” terangnya.
Menurutnya, selain kurang memperhatikan kerusakan jalan, PT Garam juga kurang memperhatikan K3 (keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan) kepada pekerjanya. Seharusnya, perusahaan bisa memperhatikan kesehatan pekerjanya seperti menyiapkan tempat berteduh dan air bersih saat kerja. “PT Garam juga kurang memperhatikan keselamatan para pekerja, seperti tidak ada persediaan air bersih dan tempat berteduh,” ujarnya.
Dia juga mengakui jika PT Garam sudah memperhatikan pekerja dibidang upah dan banyak mengambil tenaga kerja dari masyarakat terdekat. Dari sekitar 600 pekerja di PT Garam, 351 tenaga kerja dari warga setempat. “Kalau masalah tenaga kerja memang banyak dari warga setempat dan gajinya pun sudah sesuai UMK, tapi infrastruktur masih kurang diperhatikan,” tuturnya.
Sementara, anggota Komisi B, DPRD Sumenep, Endang Rahayu mengatakan, menyikapi hal itu, pihaknya akan mempertemukan warga dengan PT Garam guna membicarakan persoalan yang berkaitan dengan keluhan warga tersebut. “Kami akan upayakan untuk mempertemukan warga dengan PT Garam untuk membicarakan persoalan infrastruktur tersebut,” terang Endang.
Dia menegaskan, sebagai perusahaan milik negara, PT Garam harus memperhatikan lingkungannya sehingga masyarakat sekitar tidak merasa dirugikan dengan keberadaan perusahaan itu. “Kalau tidak memperhatikan lingkungannya, buat apa ada perusahaan negara ditengah-tengah warga,” imbuhnya. [sul]

Tags: