PU dan Dishub Terkesan Tutup Mata

5-Foto BGresik, Bhirawa
Resahnya masyarakat terkait Jembatan Manyar yang mulai goyang dan tak lama lagi bakal rusak. Ternyata tak mendapat respon serius dari Pemkab Gresik sebab Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perhubungan ( Dishub ) berasalan kalau jalan dan jembatan itu milik Dinas PU Jatim. Sehingga Dinas PU Gresik merasa tak berwenang untuk melakukan perbaikan dengan anggaran APBD.
Menurut Kepala Dinas PU Kab Gresik, Bambang Isdianto,  terkait perbaikan jalan dan jembatan pihaknya hanya bisa melaporkan dan kordinasi saja. Dan kondisi jembatan maupun jalan sudah dikordinasikan, tetapi untuk jadwal perbaikannya belum bisa memastikan. Karena itu kewenangan PU Jatim maka kami juga berharap segera diperbaiki supaya tak rusak terlalu parah hingga tak dapat digunakan.
”Untuk melakukan perbaikan secara langsung kami tak bisa, sebab sesuai aturan jembatan itu hanya bisa diperbaiki dengan anggaran APBN, karena jembatan itu merupakan milik nasional. Kalau PU Gresik melakukan perbaikan pasti disalahkan karena bukan kewenanganya dan menyalahi aturan.
Sementara itu, Kepala Dishub Gresik Andi Hendro Wijaya menambahkan Dishub Gresik tak memiliki wewenang untuk memasang plang di jembatan, maupun menguranggi volume aktifitas truk muatan Galian C. Seperti pada Jembatan Sembayat yang dulu pernah rusak, kemudian dipasang dua plang. Itu saja dari Dinas PU Gresik berkordinasi dengan PU Jatim.
”Yang bisa dilakukan Dishub terhadap truk muatan Galian C dalam operasi hanya menertibkan truk yang muatan galian C, agar ditutup mengunakan terpal agar tanahnya tak tumpah di jalan dan tercecer. Dan bila  tanah tumpah di jalanan maka pengusaha galian harus melakukan penyemrotan. Sehingga kondisi jalan aspal bisa normal kembali, supaya penguna jalan lainya bisa nyaman,” ujarnya.
Terpisah anggota Komisi C DPRD Gresik, Noto Utomo mengatakan, seharusnya Pemkab melalui SKPD respon melakukan kordinasi. Meskipun status jalan itu adalah jalan nasional dan beaya perbaikanya dari anggaran APBN. Namun yang banyak mengunakan fasilitas itu adalah warga Gresik, bukannya malah dimonopoli oleh dam truk galian C yang hanya dimiliki beberapa pengusaha.
”Kalau terjadi kerusakan, berapa ribu masyarakat Gresik akan menerima dampaknya. Terutama pada akses perekonomianya juga akan ikut terganggu, karena jembatan itu merupakan satu-satunya perhubung jalan itu. Kami minta Pemkab Gresik jangan terkesan tutup mata, seharusnya dengan kondisi sekarang cepat melakukan koordinasi dengan PU Jatim. Agar jembatan itu tak rusak lebih parah, komisi C juga akan melakukan kordinasi itu. Karena ini menyangkut kepentingan masyarakat masak dibiarkan saja,” tegasnya.
Dari pantauan Bhirawa, akibat kerusakan yang terjadi pada Jembatan Manyar arus lalu lintas menjadi macet. Truk galian C membawa tanah uruk menuju Kawasan Industri Maspion. Namun tak ada yang tahu tanah itu digunakan untuk menguruk pabrik yang mana. Setiap hari truk pengangkut Galian C mencapai ratusan kali. [kim]

Rate this article!
Tags: