Punya Segudang Prestasi Sejak Kecil, Dapat Apresiasi Pejabat Pemprov Jatim

Devi Putri Yani bersama Nina Soekarwo saat melukis kain batik diajang pameran ekonomi kreatif di halaman Dinas Sosial Kab Situbondo. [sawawi]

Devi Putri Yani, Pelukis Batik Difabel Asal Situbondo

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Tidak memiliki fisik normal, tidak membuat Devi Putri Yani (29) minder saat tampil di hadapan publik. Sebaliknya, wanita anak pasangan Hamam-Dewi Sutini itu selalu mampu tampil percaya diri ketika membela nama baik Kota bumi sholawat nariyah Situbondo baik level regional maupun nasional.
Devi yang tercatat sebagai penyandang difabilitas tuna wicara dan tuna rungu itu bahkan mampu mengharumkan nama Kabupaten Situbondo pada event lomba melukis dan membatik di Surabaya baru baru ini.
Wajah manis dan senyumnya selalu menyapa setiap pengunjung yang ada di stand pameran ekonomi kreatif khusus kalangan difabel di halaman Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Situbondo.
Dengan ramah perempuan berhijab itu menunjukkan semua koleksi batik tulis maupun produk lain yang ada standnya walau dengan bahasa yang sedikit terbata-bata.
Usai melayani pengunjung, Devi Putri Yani menceritakan ikhwal keahliannya dalam melukis dan membatik. Saat itu ia masih duduk di bangku SD-LB (Sekolah Dasar Luar Biasa) dan kebiasaanya adalah suka iseng corat coret dikertas. Goresan dari tangannya itu ternyata mendapat perhatian dari guru seni dan menyarankan agar Devi terus berlatih dan sering ikut lomba.
Benar saja, saat ia mengikuti lomba lukis di Situbondo hasil karyanya berhasil meraih juara satu. “Alhamdulillah saat itu saya berhasil menjadi juara melukis di Situbondo,” aku Devi.
Keberhasilan menjadi juara justru tidak membuat Devi puas, ia terus mengasah kemampuannya dan terus mengikuti setiap lomba lukis di kotanya. Hasil kerja kerasnya pun membuahkan hasil, ia berhasil merebut juara di setiap lomba yang diikutinya.
Prestasi yang diraih oleh Devi juga mendapat perhatian dari Dinas Sosial Kabupaten Situbondo. “Saya lalu digandeng oleh Dinas Sosial Kabupaten Situbondo, untuk sering mengikuti event seperti pameran melukis dan membatik. Bahkan saya sering ikut pameran membatik di berbagai kota di Jatim termasuk di Surabaya,” tutur Devi.
Ada kenangan yang sulit dilupakan Devi, ketika ia mendapatkan apresiasi dari Nina Soekarwo (istri Gubernur Jatim Soekarwo) dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat pameran membatik di Surabaya belum lama ini.
Devi mendapat dorongan dan motivasi langsung dari Nina Soekarwo maupun Gus Ipul untuk terus mengasah kemampuannya. “Beliau (Nina Soekarwo dan Gus Ipul) sangat baik kepada saya dalam menyongsong masa depan. Beliau juga ikut mendukung Devi untuk pandai melihat peluang dan prospek yang saya miliki. Kami sangat gembira mendapat apresiasi tersebut,” kenang Devi.
Hamam, ayah Devi Putri Yani mengaku bersyukur putrinya memiliki keahlihan melukis dan membatik di Situbondo. Dimatanya, Devi dikenal rajin menimba ilmu termasuk ketika di SMA-LB Situbondo. “Kami tak pernah kenal lelah memberikan semangat kepada anak kesayangan ini meski memiliki kekurangan fisik. Kami juga ikut bersyukur kepada Allah SWT karena telah ikut memberikan kelebihan kepada Devi dibidang melukis dan membatik,” tandas Hamam.
Menurut Hamam, sejak Devi mendapat pendampingan dari Bidang Rehabilitasi Sosial (Resos) pada Dinas Sosial Kabupaten Situbondo prestasinya kian tumbuh dan bahkan Devi bisa memberikan nama baik bagi Kota Santri berupa prestasi penghargaan dari Gubernur Jatim pada ajang pameran difabel dihotel Grand City Surabaya.
“Raihan prestasi itu didapat saat puncak peringatan hari kesetiakawanan sosial nasional (HKSN) sehingga nama Kabupaten Situbondo ikut dikenal,” tutur Hamam.
Sementara itu salah seorang aktivis sosial Situbondo M Aryo menambahkan, sejak kecil Devi memang memiliki kelebihan prestasi dibanding teman teman seusianya. Meski Devi memiliki kekurangan dalam indera pendengaran dan bicara, lanjut Aryo, tetapi dia memiliki kelebihan khusus dalam melukis dan membatik. “Dia pandai dalam membuat lukisan apa saja dan juga piawai dalam membatik tulis pada kain,” aku M Aryo.
Kelebihan Devi mulai terlihat ketika ikut bergabung dalam komunitas RBM (rehabilatasi berbasis masyarakat) Kabupaten Situbondo. Bahkan di dalam komunitas itu, terang Aryo, Devi sempat dipercaya untuk tampil pada ajang pemeran batik dan lukisan di Grand City Hotel Surabaya belum lama ini. Yang membanggakan lagi, hasil garapan Devi mendapatkan apresiasi dari sejumah pengunjung berbagai daerah di Jatim. “Hasil tenun batik Devi memiliki nuansa yang unik dan berani menonjolkan ikon batik Situbondo yang banyak memakai hasil komoditas laut seperti kerang,” ucap Aryo.
Tak hanya para pengunjung umum yang terkagum oleh kelebihan karya klasik Devi, terang Aryo, melainkan sederet pejabat Pemkab/Pemkot serta pejabat Pemprov Jatim banyak yang kesemsem oleh coretan lukisan dan hasil batik Devi. Ini karena, menurut M Aryo, hasil karya batik dan lukisan Devi memiliki kerapian dan tampilan batik yang sangat menarik minat pengunjung. “Devi selalu tampil percaya diri meski terlilit oleh keterbatasan fisik,” pungkas Aryo. [sawawi]

Tags: