Reni Astuti : Melatih Rasa Empati, Jangan Memberatkan

Program Sekolah Peduli
DPRD Surabaya,Bhirawa
Program Pemkot Surabaya Gotong Royong Sekolah Peduli Surabaya yang diinisiasi oleh Dinas pendidikan Surabaya mendapat apresiasi dari Dewan. Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengaku mengapresiasi program tersebut, namun ia memberikan sejumlah catatan agar program tersebut tidak memberatkan tenaga pendidik dan orang tua murid.

“Saya mengapresiasi program Sekolah Peduli itu sebagai bentuk membina kepekaan dan kepedulian sosial anak murid sebagai bagian pembelajaran karakter. Melatih rasa empati siswa. Namun ada beberapa catatan agar program baik ini tidak malah menjadi memberatkan tenaga pendidik dan orang tua siswa,” ujar Reni dihubungi Kamis(5/8) kemarin.

Reni menyebut , niat positif dari Dindik Surabaya tidak sampai memberatkan wali siswa karena program yang berbentuk pengumpulan bantuan sembako dilaksanakan dengan ada unsur diwajibkan.

“Arahannya setahu saya memang pengumpulan bantuan sembako ini harus ikhlas dan penuh kerelaan serta tidak memaksa. Namun kadang kala karena merasa enak dan tidak enak, wali murid ada yang memaksakan diri untuk ikut menyumbang meski kondisi ekonominya masih sulit,” terang legislator PKS ini.

Selain itu, lanjut Reni, ada kemungkinan pula pihak sekolah program peduli semacam ini bisa menaikkan ratting sekolah bisa jadi sedikit mewajibkan orang tua untuk menyumbang.

“Mungkin pula karena program populis semacam ini bisa menaikkan ratting sekolah, pihak sekolah sedikit mewajibkan. Hal ini yang harus diwaspadai agar program baik tidak malah memberatkan,’ katanya dikonfirmasi kemarin.

Reni juga mengingatkan Dindik Surabaya agar berupaya tidak memberatkan pula pihak penyelenggara pendidikan (sekolah,red) dan para tenaga pengajar. Menurutnya penggalangan bantuan yang pelaksanaannya dilakukan sekolah berpotensi mengganggu kegiatan belajar mengajar yang saat ini dilaksanakan dengan daring.

“Jangan sampai, karena banyaknya sumbangan, malah akan mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengajar sudah disibukkan dengan pelaksanaan kegiatan belajar daring yang meski tidak dilakukan di sekolah tapi menguras perhatian dan waktu mereka, jangan sampai ditambah lagi dengan hal hal seperti ini,” ujarnya.

Terakhir Reni mengingatkan pihak Dinas Pendidikan sebagai inisiator Gotong Royong Sekolah peduli Surabaya untuk tidak mempergunakan hasil dari program ini sebagai salah satu parameter penilaian dan prestasi sekolah.

Menurutnya Ihklas dan sukarela harus dipertahankan dengan tidak membuka ruang program tersebut menjadi ajang saling pamer prestasi sekolah. “Kalau sumbangan dijadikan parameter penilaian sekolah, ini membuka ruang bagi ajang pamer dan tentunya ujungnya mungkin ada kata wajib dan paksa saat pengumpulan yang ujungnya memberatkan orangtua siswa.

Untuk itu, Reni mengusulkan agar penyampaian sumbangan dari sekolah langsung dilakukan pihak sekolah ke Satgas Covid-19 kota Surabaya atau disalurkan langsung oleh sekolah ke masyarakat sekitar yang membutuhkan.

“Laporan ke Dindik saya sarankan tanpa jumlah sumbangan, biarkan saja sekolah menyampaikan langsung ke Satgas Covid di Balai kota atau disalurkan langsung ke masyarakat sekitar sekolah,” tuturnya. [gat]

Tags: