Risma Ajak Mahasiswa STIESIA Hadapi Revolusi Industri 4.0

Surabaya, Bhirawa
Dunia industri digital yang terus berkembang mendorong persaingan yang semakin ketat. Karena itu, para pemuda harus dapat menyesuaikan diri dengan persaingan yang kini terjadi.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ajang Konferensi Regional Akutansi (KRA) VI Tahun 2019 di Kampus STIESIA Surabaya, Kamis (25/4). Risma mengajak para pemuda di Surabaya untuk mengikuti tren digital saat ini yang sedang berkembang. Karena revolusi Industri 4.0 tidak hanya pada tingkat teknologi melainkan dibutuhkannya sebuah kolaborasi.
“Jangan hanya jadi penonton di negara kita sendiri, para pemuda harus bangkit dan bisa benar-benar memanfaatkan revolusi Industri 4.0. Jangan hanya mau jadi pegawai tapi harus bisa menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat dan menghasilkan, ” terangnya.
Risma menambahkan, saat ini banyak dari negara-negara luar yang senang berinvestasi di kota Surabaya, karena mereka menganggap peluang di kota Surabaya sangat besar. “Untuk itu saya minta ke para pemuda Surabaya untuk memanfaatkan peluang ini sebelum dimanfaatkan oleh negara lain, ” ujarnya.
Saat ini pun sudah banyak para ibu-ibu yang memanfaatkan peluang industri digital ini untuk berdagang hingga ke luar negeri. “Kami siap memfasilitasi bagi UKM yang ingin melebarkan dagangan mereka hingga ke luar negeri. Kami akan berikan bimbingan hingga mengarahkan maupun menghubungkan dengan penyalur kredit bagi UKM, ” katanya.
Seperti yang ada pada salah satu ibu-ibu pedagang Semangi kemasan yang kini omzetnya sudah mencapai ratusan juta, karena produknya sudah sampai ke luar negeri. “Ada ibu-ibu yang saya arahkan pinjam ke bank untuk modal tapi tidak mau karena takut dengan suaminya, akhirnya kami hubungkan dengan Pegadaian dan sampai sekarang omzet yang dimiliknya sudah mencapai puluhan juta karena saat dia menjual produk lambat laun dia membuka cabang, itulah hebatnya, ” jelas Risma.
Risma pun menceritakan salah satu mahasiswa, saat mau berangkat kuliah motornya bocor dan sulit menemukan tambal ban. “Saat bertemu saya, dia menyampaikan ingin membuat software untuk tambal ban, terus saya jawab nanti kalau tambal ban mu berada di trotoar dan diusir petugas Satpam PP, kamu protes ke aku. Tapi akhirnya saya sambungkan dia dengan pihak Honda dan akhirnya software dia dipakai di setiap konter Honda, ” pungkas Risma. [riq]

Tags: