‘Risma’ Terjaring Razia Tim Odong-Odong

Kedua pelajar yang terjaring Razia di data di Mako Satpol PP Kota Surabaya, Selasa (29/9) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Kedua pelajar yang terjaring Razia di data di Mako Satpol PP Kota Surabaya, Selasa (29/9) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Risma Sri Wulandari, pelajar SMK Satya Widya Surabaya terjaring razia Tim Odong-Odong Satpol PP Kota Surabaya, Selasa (29/9) kemarin. Risma bersama temannya, Maryam pelajar SMK Pawiyatan memilih membayar hutang kepada pemilik warung di taman Skate Park ketimbang pulang terlebih dahulu.
Gerak-gerik kedua pelajar kelas XI ini telah dicurigai Tim Odong-Odong yang masih mengenakan seragam sekolah di saat jam pelajaran berlangsung, yakni pukul 10.00 WIB. Setelah diciduk, kedua pelajar yang beralamat di Simo Gunung ini langsung digiring ke Markas Komando (Mako) Satpol PP untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Saya ndak pernah nongkrong di situ (Taman Skate Park), tadi itu hanya membayar hutang ke pemilik warung,” kata Risma saat ditanya petugas Satpol PP, Meylinda di Mako Satpol PP ruang penyidik.
Risma beralasan bahwa dirinya memang sudah pulang karena ada ujian di sekolahnya. Namun, niat Risma tetap dinilai salah oleh penegak Perda. “Tadi itu saya ada ulangan (ujian, red) jadi pulangnya cepat,” tepis Risma.
Kedua pelajar tersebut tetap di data oleh petugas Satpol PP untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tak hanya itu, petugas menyuruh kedua pelajar untuk menghubungi pihak sekolahnya untuk memastikan apakah memang benar ada ujian, atau membolos. Selain itu, kedua pihak orang tua harus menjemputnya supaya tahu kegiatan anaknya.
“Kalau memang sudah pulang sekolah, harus pulang terlebih dahulu untuk pamitan (izin, red) sama orang tuanya. Dan juga tidak diperkenankan untuk memakai seragam sekolah saat di jalanan apalagi masih jam sekolah berlangsung,” kata Meylinda bidang penyidikan Satpol PP Kota Surabaya pada Bhirawa.
Tak hanya sebatas mendata, dirinya juga memeriksa tas yang dibawa kedua pelajar tersebut. didalam tas tersebut, petugas menemukan sejumlah alat make up serta beberapa Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Tak ada satupun buku pelajaran yang ia bawa. Tak luput, petugas juga memeriksa handphone yang dibawa kedua pelajar.
“Masak sekolah bawaannya alat make up gini. Apa ngga dimarahi sama sekolahnya?,” tanya Meylinda kepada kedua pelajar.
Ia pun tidak menyangka akan terjaring razia yang dilakukan petugas Satpol PP. Ia menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tidak terpuji itu. Selain memberi pembinaan kepada para pelajar itu, petugas juga memberikan imbauan kepada seluruh pemilik warung untuk menolaknya jika ada pelajar nongkrong saat jam sekolah berlangsung.
Perlu diketahui, Tim Odong-Odong yang dibentuk Satpol PP Kota Surabaya selalu mobile di setiap sudut jalan Kota Pahlawan. Dengan mengendarai motor dilengkapi dengan rompi layaknya tim kepolisian. Bedanya, dalam rompi tersebut bertuliskan Tim Odong-Odong dengan tujuan agar melekat kepada warganya. (geh)

Tags: