Rumah Pompa Ikut Sumbang Kualitas Air Buruk

Rumah PompaPemprov Jatim, Bhirawa
Rumah pompa milik Pemkot yang ada di bantaran sungai kali Surabaya diduga ikut menyumbang buruknya kualitas air. Ini karena, air yang dikeluarkan rumah pompa ke sungai berimbas pada turunnya Disolve Oxygen (DO)dalam air yang ditandai dengan sejumlah ikan mabuk karena kurang oksigen.
“Tiga rumah pompa di kali Surabaya juga berpengaruh pada beban pencemaran,” ujar Kasubbid Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran, Badan lingkungan Hidup (BLH) Jatim, Ainul Huri.
Rendahnya DO di dalam air memang bukan merupakan pencemaran berat. Namun hal ini berpengaruh pada organisme sungai termasuk ikan. Seharusnya dalam rumah pompa dibuatkan instalasi yang mampu meningkatkan oksigen, saat air dibuang ke sungai.
Menurut Huri, hal ini memungkinkan jika Pemkot mau memasang alat tersebut dalam sistem rumah pompa. Kondisi ini diperparah dengan tinginya limbah domestik dari sekitar bantaran sungai kali Surabaya.
”Saat ini 60persen beban pencemaran air sungai berasal dari limbah domestik, 30 persennya dari industri sedang sisanya dari lain-lain,” katanya.
Untuk menekan masalah ini, lanjutnya, seharusnya dibuatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Tiap 40 kepala keluarga harusnya dibuatkan jaringan perpipaan yang disalurkan pada IPAL komunal. Setelah itu baru airnya bisa dibuang ke sungai. Langkah ini bisa menekan beban pencemaran. Karena limbah domestik tingkat pencemarannya tinggi.
“Dulu memang limbah industri mendominasi. Sekarang banyak yang sadar dan melakukan perbaikan IPAL sehingga limbahnya bisa ditekan. Soal ipal komunal semestinya ini menjadi tanggung jawab swasta dan pemrintah,” terangnya.
Direktur konsorsium lingkungan hidup, Imam Rochani menambahkan jika di bantaran kali surabaya seharusnya terdapat 88 ipal komunal. Jumlah ini bisa mengurangi limbah domestik di sungai kali surabaya. Sayang nya saat ini, ipal komunal di sepanjang sungai ini hanya ada 16 unit. ” jumlah ini tak pampu menyelesaikan masalah limbah domestik,” ungkapnya.
Selain itu sejumlah industri kecil disepanjang sungai ini turut andil terhadap buruknya kualitas air. Sebut saja 12  industri tahu yang membuang limbahnya langsung kesungai karena tidak memiliki IPAL. ” IPAL itu harganya mahal dan meraka tak mampu membangunnya,” kata Imam.
Selain itu, Limbah Rumah potong hewan juga memperburuk kualitas air sungai. “Bahaya limbah tahu hanya menurunkan DO. Jika RPH ada darah dan kotoran ayam ini bakterinya akan cepat meningkat. Padahal air sungai surabaya menjadi bahan baku air minum,” tukasnya. [rac]

Tags: