Sebelumnya Dipandang Sebelah Mata, Kini Langganan Juara

Kegiatan Kuljumpa (kuliah jumat pagi) untuk menambah keimanan seluruh siswa SMAN 1 Porong.

SMA Negeri 1 Porong Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, Bhirawa
Perjalanan SMA N 1 Porong Kabupaten Sidoarjo sudah cukup panjang, yakni berdiri sejak tahun 1986. Para Kepala Sekolah (Kasek) yang mendapatkan mandat mengemban tugas juga sudah sering bergantian. Namun sayang, Kasek yang mengemban tugas tersebut kebanyakan yang sudah mulai jelang purna tugas alias pensiun.
Awalnya, kondisi permasalahan di sekolah ini juga cukup kompleks. Mulai peserta didik, gurunya, tenaga kependidikannya hingga tata kelola sekolah juga kurang bagus. Bahkan kondisi lingkungannya juga kurang mendukung. Sehingga sekolah yang letaknya sekitar 4 km barat luapan lumpur atau tepatnya di Jl. Bhayangkari No. 12 Kesambi, Porong, Sidoarjo pernah ruang lab komputernya dijarah pencuri.
Pada September 2014, pihak Pemkab Sidoarjo mempercayakan Dr. Ristiwi Peni, M.Pd guru dari SMA Negeri Gedangan Sidoarjo untuk mengemban tugas sebagai Kasek SMAN 1 Porong.
Melihat problema permasalahan yang begitu kompleks, Ristiwi Peni saat ditemui (23/3) mengaku langsung melakukan kajian, melakukan analisis, mengapa SMAN 1 Porong ini kurang diminati masyarakat. Dalam hal ini peserta didiknya menjadi sekolah pilihan yang nomer dua dan nomer 3, setelah sekolah-sekolah di kota.
Dari hasil kajian dan analisa tersebut, langsung dilakukan berbagai upaya, jangan sampai SMAN 1 Porong ini dipandang sebelah mata. Pihaknya juga langsung melakukan perombakan, serta menggarap akreditasi, karena akreditasinya sudah terlambat.
“Akhirnya akreditasinya mandiri, yaitu biaya sekolah sendiri. Jika tidak terlambat, untuk akreditasi itu dibiayai oleh pemerintah. Saya kerjasama dengan berbagai pihak dan komite, akhirnya berhasil mendapatkan akreditasi A,” jelas Bu Peni sapaan akrabnya. Oleh karena itu, untuk membangkitkan sekolah ini, pihaknya selalu memberikan motivasi kepada seluruh guru dan siswa agar mempunyai semangat untuk meraih prestasi. Karena di sekolah ini jarang sekali didengar ikut lomba-lomba, ikut ajang kompetensi itu tidak pernah didengar. “Makanya, sejak 2014 hingga 2015, saya imbau kepada teman-teman guru di sini agar ikut lomba. Akhirnya Waka Kurikulum yang dorong, saya semangati dan saya ajari apa saja persiapannya. Alhammduillilah tahun 2015, menjadi guru berprestasi tingkat pertama Kabupaten Sidoarjo,” terang Ristiwi Peni.
Menurunya, kalau siswanya berprestasi itu karena gurunya berprestasi, guru berprestasi itu juga karena Kaseknya berprestasi, ketika Kaseknya prestasi berarti Kepala Dinasnya juga berprestasi.
“Jadi sebelumnya tidak pernah ada, jangankan ikut lomba, ikut seleksi jadi pengawas, jadi kepala sekolah itu tidak pernah ada,” ungkapnya. Dengan prestasi yang diraih oleh Waka Kurikulum Nanang Hari Sutrisno itu, akhirnya semuanya termotivasi dan bangkit, dan sering mendapat langganan juara. Tahun 2017 hingga awal 2018 ini sekolahnya sudah mendapatkan berbagaimacam prestasi. Ada sekitar 33 prestasi, baik lokal, propinsi hingga nasional.
“Terakhir, prestasi yang paling baik adalah juara pertama lomba rancang produk tingkat nasional,” ungkapnya.
Waka Kurikulum SMAN 1 Porong, Nanang Hari Sutrisno membenarkan apa yang telah diceritakan oleh Kasek Ristiwi Peni. Selama ini belum pernah ada guru yang berani untuk ikut-ikut lomba. Sekarang setelah dipegang oleh Peni, jelas Nanang, semua dipaksa harus mengikutinya. Walaupun dipaksa, tetapi tetap diberikan pengarahan, bagaimana caranya, apa saja yang harus dipersiapkan.
“Sebelumnya tidak ada yang mau, karena dukungan dari Kasek tidak ada. Sekarang sudah ada yang berani dan menjadi juara, bahkan sampai murid-muridnya juga sangat antusias mengikuti lomba-lomba,” jelas Nanang Hari Sutrisno yang mengajar Fisika sejak 1987.
Sementara itu, salah satu pengurus OSIS M. Naufal Dzimam mengaku sangat senang sekolah di SMA Negeri 1 Porong ini. Karena ini memberikan keleluasaan bagi siswanya untuk berkreasi dan. Jadi, siswa-siswa yang memiliki inovasi, mengadakan event juga sangat didukung oleh sekolah. “Apalagi lingkungan sekolah sekarang ini juga sangat asri dan menyenangkan, ” ujar siswa kelas XII IPA 1 ini.

Dr Ristiwi Pendi, MPd

Prestasi dan Zonasi Mendongkrak PPDB
Setelah sering mendapatkan prestasi, baik gurunya maupun murid-muridnya. Sekolah inipun peminat siswa barunya juga terangkat. Setiap tahunnya sekolah ini selalu menambah 2 hingga 3 Rombel (Rombongan Belajar). Mulai tahun 2014 yang hanya 26 Rombel, sekarang sudah mencapai 32 Rombel. Dengan tiga jurusan, yakni IPA, IPS dan Bahasa.
Kasek SMA Negeri 1 Porong, Sidoarjo Dr. Ristiwi Pendi, M.Pd mengaku, banyaknya prestasi juga sangat mendongkrak pertumbuhan siswa. Selain itu, PPDB dengan menggunakan sistem zonasi juga sangat menguntungkan bagi SMA Negeri 1 Porong. Menggunakan sistem zonasi pertama kemarin, yang pendaftar disini melebihi pagu yang telah ditetapkan.
Sekolah prestasi itu tidak harus prestasi akademik, non akademik pun juga akan mampu menambah pundi-pundi nama baik sekolah. Oleh karena itu, dirinya terus menggali, sesuatu yang unik dan baru di SMAN 1 Porong ini, untuk munculkan. “Salah satunya adalah disiplin dan akhlak mulia. Itulah yang saya menculkan sehingga sekolah ini bisa menjadi pesaing utama dari sekolah-sekolah kota waktu PPDB,” ungkap wanita kelahiran Madiun.
Jadi siswa yang berprestasi akademik dan non akademik itu cukup banyak, tetapi yang disiplin berakhlak dan berkarakter itu belum banyak.
“Untuk memperkuat akhlak, setiap jumat pagi saya ada gerakan. Yakni jumat pertama kuliah jumat pagi, kedua jumat bersih, ketiga jumat hijau dan keempat jumat sehat,” terang Bu Peni yang bercita-cita sejak kecil ingin jadi bidan. [ach]

Tags: