Seniman Gambarkan Situasi Kota Surabaya Saat ini

Salah satu pengunjung asal Banyuwangi sedang melihat instalasi karya Mahdi Abdullah yang menggambarkan situasi Doly di HOS, Minggu (6/4)

Salah satu pengunjung asal Banyuwangi sedang melihat instalasi karya Mahdi Abdullah yang menggambarkan situasi Doly di HOS, Minggu (6/4)

Surabaya, Bhirawa
Menggambarkan susana sebuah kota tidak harus lewat gambar, foto atau tulisan. Seni kriya atau biasa masyarakat kenal dengan seni rupa ternyata bisa menjadi sarana baru untuk memotret kehidupan kota.
Gambaran situasi Doly dalam sebuah ‘toples’ menjadi salah satu seni kriya yang mencoba menggambarkan kondisi Surabaya. Dipamerkan di Galeri ART House of Sampoerna,  5 instalasi yang menggambarkan Doly dalam toples-toples yang di pajang. Salah satunya ada yang bertuliskan ‘Di sini akan dibangun proyek pusat perekonomian Surabaya’.
Dalam pameran yang bertajuk , “Membaca Kota #1: Surabaya”, sebanyak 16 seniman menampilkan beragam karya seni rupa dua dan tiga dimensi. Pada pameran roadshow pertama ini mereka akan menggelar karyanya sampai 20 April 2014. Dalam pameran ini ditampilkan karya yang berkaitan dengan dinamika yang tengah berlangsung di Surabaya saat ini.
Mahdi Abdullah seniman yang membikin instalasi ini mengatakan bahwa untuk menerjemahkan problematik Surabaya dalam menghadapi perkembangan lokalisasi yang mana kemolekan wanita ditawarkan dari sebuah ruang kaca.
“Bahan yang kami buat disini antara lain, fiber, lamp, photo, drawing pen on paper variable dimension. Dan toples ini ibarat wisma yang dimana para hidung belang bisa melihat dari balik kaca,” terangnya.
Dan seniman asal Malang Uky Basuki mengatakan, ia menunjukkan rasa keprihatinan dan kegeraman akan banyaknya satwa yang satu persatu mati di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Dalam karya yang berjudul ‘Oh Zoorabaya!’, penderitaan hewan-hewan saya gambarkan dalam sebuah karya patung hewan dengan tanaman kaktus di atasnya.
Beragam karya yang menggambarkan permasalahan dan perkembangan Surabaya tertuang dalam 30 karya seni rupa yang terdiri dari lukisan, instalasi, dan seni grafis yang merupakan perwujudan pemikiran masing-masing seniman mengenai kota Surabaya.
‘Membaca Kota’ merupakan sebuah pameran roadshow yang mengajak seniman dari berbagai latar belakang seni membaca sebuah Kota dan menuangkannya dalam sebuah karya seni.
“Beberapa tahun terakhir, Kota Surabaya telah tumbuh menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang sangat diperhitungkan dalam konstelasi politik dan ekonomi nasional. Inilah yang mendasari kami memilih Kota Surabaya sebagai kota pertama dari roadshow pameran ini,” ungkap Adita Ayu selaku kordinator pameran.
Setelah pameran di Surabaya, berikutnya ‘Membaca Kota’ akan diusung ke beberapa daerah-daerah lain seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Magelang dan Bali.
Selain Uky Basuki dan Mahdi Abdullah, 14 seniman lainnya yang juga turut serta dalam pameran ini adalah Ahmad Oka, Alexander Nawangseto, Andita Purnamasari, Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Cahyo Basuki, Dani King Heriyanto, Deni Rahman, Hendra Blangkon, Iqi Qoror, Nanang Nugroho, Rudi Aceh, Theresia Agustin, dan Titus Garu.
Meski berdomisili dan berkarya di Yogyakarta, enam belas seniman ini berasal dari beberapa kota di Indonesia yaitu Yogyakarta, Malang, Surabaya, Palembang, dan Bengkulu. Perbedaan latar belakang budaya, pola pandang maupun latar belakang seni ini diharapkan dapat memperkaya imagi para seniman dalam menerjemahkan dan memberikan sentuhan personal pada karya yang mengangkut dinamika Kota Surabaya.
“Kini Surabaya yang merupakan ibu kota Provinsi Jatim, tumbuh menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang sangat diperhitungkan dalam konstelasi politik dan ekonomi.bahkan sejak kota ini dipimpin oleh Wali Kota Tri Rismaharini , Surabaya semakin disorot publik dan makin menasional karena kiprahnya yang luar biasa dalam membangun,” kata Zuliati. [geh]

Tags: