Sepanjang 2022, Inflasi Di Jatim 6,52 Persen

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Perkembangan harga berbagai komoditas sepanjang tahun 2022 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jawa Timur di delapan kota, sepanjang tahun 2022 terjadi inflasi sebesar 6,52 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,26 pada Desember 2021 menjadi 114,25 pada Desember 2022. Tingkat inflasi mtm sebesar 0,60 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,98 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,71 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,37 persen.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,26 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,93 persen; kelompok transportasi sebesar 16,43 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,50 persen; kelompok pendidikan sebesar 5,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 8,99 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,57 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi sepanjang tahun 2022, antara lain bensin, beras, angkutan udara, akademi/perguruan tinggi, sekolah dasar, mobil, rokok kretek filter, telur ayam ras, kontrak rumah, dan bawang merah.

Adapun komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, antara lain: cabai rawit, sekolah menengah atas, cabai merah, minyak goreng, biaya administrasi transfer uang, telepon seluler, daging ayam ras, bayam, tisu, dan bawang putih.

Sementara beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2022, antara lain beras, telur ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, tomat, angkutan udara, minyak goreng, tarif kereta api, susu cair kemasan, dan ikan mujair.

Adapun komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi mtm, antara lain: jeruk, telepon seluler, ikan lamuru, pembersih lantai, mangga, cabai merah, buah naga, daging sapi, sabun cair/cuci piring, dan tarif kendaraan roda 4 online.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi sepanjang tahun 2022 yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,64 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,40 persen.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,33 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen; kelompok transportasi sebesar 2,18 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,35 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,75 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, ‘ kata Dadang saat menyampaikan rilis, Senin (2/1).

Ia juga menyampaikan, Jika dibandingkan tingkat inflasi sepanjang tahun 2022 di delapan kota IHK Jawa Timur, kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Jember sebesar 7,39 persen, diikuti Surabaya sebesar 6,59 persen, Malang sebesar 6,45 persen, Sumenep sebesar 6,32 persen, Banyuwangi sebesar 6,06 persen, Madiun sebesar 5,80 persen, Kediri sebesar 5,76 persen, dan Probolinggo sebesar 5,45 persen.

Apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi sepanjang tahun 2022 di masing-masing kota IHK di Jawa Timur, maka dapat digambarkan untuk komoditas bensin, beras, dan rokok kretek filter menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jawa Timur

Kemudian komoditas telur ayam ras menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di hampir seluruh kota IHK di Jawa Timur kecuali di Jember dan Malang

Sedangkan apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di masing-masing kota IHK Jawa Timur, maka dapat digambarkan komoditas cabai rawit dan cabai merah menjadi penghambat terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jawa Timur

Selanjutnya, Komoditas bawang putih menjadi penghambat terjadinya inflasi di hampir seluruh kota IHK di Jawa Timur kecuali di Surabaya. “Komoditas minyak goreng menjadi penghambat terjadinya inflasi di hampir seluruh kota IHK di Jawa Timur kecuali di Sumenep dan Probolinggo, ” ujarnya. [rac.bb]

Tags: