SKPD Kota Batu Diminta Bersatu Perangi HIV/AIDS

Karikutur AIDSKota Batu, Bhirawa
Dari 3000 lebih siswa di Kota Batu, hanya 18 persen saja yang paham atas bahaya dan penyebaran terhadap penyakit HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan program Sosialisasi Bahaya Penyakit HIV/ Aids belum berjalan maksimal. Fakta ini pula yang mendesak Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Batu untuk mengintensifkan program penyuluhan ke sekolah-sekolah.
Ketua KPAD Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, hasil pemetaan dan survei terhadap siswa SMP dan SMA sederajat, memang belum sepenuhnya memahami jenis penyakit mematikan seperti HIV, Aids.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Makanya kami kumpulkan semua dinas terkait untuk merancang program secara bersama. Saya minta agar SKPD yang ada tidak jalan sendiri-sendiri,” ujar Punjul, Rabu (19/10).
Selain itu, Pemerintah Kota juga akan mengundang kepala desa/kelurahan agar mengalokasikan anggaran di desa untuk sosialisasi HIV/AIDS. Karena tidak hanya anak sekolah, tetapi juga masyarakat umum juga perlu tahu tentang ancaman penyakit yang belum ada obatnya ini.
Ditambahkan Sekretaris KPAD Batu, Agus Salim, sampai tahun 2016 ada 160 orang positif Odha di Kota Batu. Dan sebanyak 59 di antaranya telah meninggal dunia. “Tahun 2014 ada 144 orang, sekarang sudah mencapai 160 orang. Kenaikannya sangat drastis,”jelas Agus.
Peningkatan jumlah Odha ini, katanya, tidak bisa lepas dari banyaknya pekerja seks. Namun, pihaknya kesulitan mendeteksi karena penyebarannya saat ini sulat dideteksi. Karena mereka saat ini sudah menggunakan sistem marketing online atau pemasaran lewat internet.
Jadi saat ini mereka melakukan melayani pemesanan ataupun transaksi seks melalui dunia maya atau internet. Hanya pekerja seks yang berada di tempat hiburan malam dan panti pijat saja yang saat ini bisa terdeteksi petugas.
Selain itu, penyebaran HIV/AIDS juga bergeser. Apabila dulu penyebarannya banyak melalui jarum suntik, saat ini justru lebih banyak karena hubungan seksual secara langsung. Untuk mencegahnya, kami maksimalkan melalui sosialisasi, pelajaran budi pekerti dan bahaya HIV/AIDS.
“Termasuk memaksimalkan organisasi di sekolah dan UKS untuk aktif memberikan penyuluhan kepada para pelajar,”pungkas Agus. [nas]

Tags: