SMAN 3 Sidoarjo Pamerkan 108 Produk Karya Siswa

Para orang tua ramai berkunjung dan berbelanja produk karya-karya siswa SMAN 3 Sidoarjo. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Salah satu program sekolah penggerak adalah mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila. Siswa harus membuat project, berinovasi menciptakan sebuah produk. Ternyata antusias siswa SMAN 3 Sidoarjo luar biasa, ada sekitar 108 produk. Pihak sekolah memberikan apresiasi dalam bentuk pameran.
Gelar Pemeran Produk karya siswa tersebut, dilaksanakan sekalian dengan Sosialisasi Sekolah Penggerak, dan penerimaan HBTS (Hasil Belajar Tengah Semester), yang menghadirkan seluruh orang tua siswa. Dilaksanakan tanggal 4 – 5 Nopember 2021. Agar tidak terjadi kerumunan, dilaksanakan per hari dua sesi.
Menurut Kepala SMAN 3 Sidoarjo, Dr Ristiwi Peni MPd, kalau Sekolah Penggerak merupakan program percepatan di lingkungan pendidikan. Konsepnya mulai dari pemahaman konsep tentang sekolah penggerak, perubahan mindsed atau perubahan paradikma pembelajaran, yakni dalam konsep merdeka belajar terpusat pada siswa. Kemudian juga bermakna serta berorientasi pada bakat dan minat kemampuan siswa serta kebebasan berekpresi akademik, dan belajar sepanjang hayat.
“Proses pembelajarannya ada tiga kegiatan, yakni intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstra kurikuler,” tuturnya.
Sementara itu, Waka Bidang Kurikulum, Asnan Wahyudi SPd menjelaskan, lebih jauh, intra kurikuler adalah pembelajaran regular yang sudah terjadi seperti biasanya. Tujuannya untuk mencapai capaian pembelajaran. Ko kurikuler untuk meguatkan capaian profil pelajar pancasila, bentuk pembelajarannya adalah melaksanakan project.
Dalam project itu, ada rangkaian perencanaan, pelaksanaan, penilaian, juga apresiasi dalam bentuk seminar dan yang terakhir apresiasi dalam bentuk pameran. ”Yang ketiga pembelajaran ekstra kurikuler berbasis bakat minat dan karakter siswa. Mereka akan memilih kegiatan ekstra kurikuler yang disiapkan oleh sekolah,” jelasnya.
Asnan katakan, untuk inovasi produk, sekolah hanya menentukan temanya. Siswa menentukan topiknya dalam tema yang dipilih, diantaranya kewirausahaan, kearifan lokal, berteknologi dan suara demokrasi.
“Dari empat tema itu, masing – masing kelas akan memilih salah satu tema itu. Per kelasnya dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memilih topiknya, yaitu konten spesifik dalam tema. Misalnya, topiknya kewirausahaan, temanya membuat produk makanan olahan,” terangnya.
Ia berharap pameran ini akan memberikan bekal, memberikan pengalaman entrepreneurship siswa mendatang. ”Sebenarnya para siswa juga sudah melakukan penjualan secara online, juga ada yang dititipkan di warung-warung kopi. Kalau produknya berupa makanan dan minuman,” ujar Asnan.
Asnan tambahkan, kalau pameran ini ada sekitar 52 kelompok project. Totalnya ada 108 kelompok, tetapi produknya tidak semuanya barang, ada yang produksi poster, berupa video yang ditayangkan melalui LCD Projector.
“Yang berupa barang dipamerkan terbuka di halaman sekolah. Sekali lagi saya tegaskan kalau pameran ini untuk memberikan apresiasi siswa. Semuanya kita tampilkan secara bergantian agar tidak terjadi kerumunan,” pungkasnya. [ach]

Tags: