SMP IT Inka Cetak Siswa Jadi Entrepreneur

Para siswa terlihat sangat semangat menjalankan program entrepreneur di sekolah. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Pekan entrepreneur merupakan salah satu program unggulan dari SMPIT Insan Kamil Sidoarjo, untuk menumbuhkan karakter pada diri siswa sekaligus mengajari sejak dini untuk menjadi entrepreneur.
Dalam pekan entrepreneur yang dilaksanakan pada Sabtu (12/10) lalu di halaman sekolah, mereka harus menawarkan produk yang dijual kepada teman – temanya, dan menggelar barang jualanya di depan kelas.
Makanan yang dijual beraneka ragam diantaranya Pempek Palembang dengan harga Rp6 ribu, omlet mie Rp2 ribu, Risoles Mayo Rp3 ribu, nasi goreng mini ada juga yang menamai daganganya dengan nama yang unik untuk menarik perhatian, yaitu MAKLOR (Makaroni Telu), PISCOK FANYASI (Pisang Coklat ). Kegiatan ini tidak hanya menarik siswa yang lain, namun para guru juga ikut berburu kuliner karya siswa itu.
“Silahkan dibeli pempeknya, ada ikan tenggirinya juga,” ungkap salah satu siswa, Nadhif. Berbeda dengan Haikal, Ananda yang masih malu dalam menawarkan produk dagangannya. ”Saya masih malu Ustadz,” ungkap Haikal.
Namun sebagian besar siswa sangat antusias, karena mampu menghasilkan uang dari hasil usahanya sendiri. ”Besok saya jualan lagi ustadz,” celetuk Farel yang hari itu dagangan burgernya laku keras.
Menurut Kepala SMP IT Inka Sidoarjo, Ani Qothul Uhbah, dari kegiatan ini bakal bisa menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa, bisa belajar matematika dengan berhitung untung rugi. ”Belajar bersosialisasi dan komunikasi dengan berinteraksi bersama teman yang lain. Diharapkan mereka kelak bisa menjadi entrepreneur muda yang sukses,” harapnya.
Imam Syaroni selaku wali kelasnya mengatakan, dalam kegiatan entrepreneur ini, seluruh siswa harus melakukan, karena merupakan proses pembelajaran yang sangat bermakna bagi siswa.
Dalam kegiatan ini siswa diwajibkan menggali dana, untuk kebutuhan mereka menuju Wisata Belajar Terintegrasi di Banyuwangi 2020. Tujuannya agar mereka bisa berangkat bersama tanpa harus merepotkan orangtua. Mereka bisa memenuhi sendiri, dengan ber-entrepreneur, yang salah satunya adalah berjualan,” jelas Imam Syaroni. [ach]

Tags: