Solar Langka, Nelayan Pasuruan Nginap di SPBU

Sejumlah jurigen nelayan Pasuruan rela antre hingga menginap di SPBU di Karangketug, Kota Pasuruan untuk mendapatkan pasokan solar subsidi demi untuk melaut, Selasa (5/4). Bahkan beberapa truk juga ikut antre untuk mendapatkan solar. [Hilmi Husain]

Antrean Truk Mengular Hingga 10 Meter
Pasuruan, Bhirawa
Ketersediaan solar subsidi semakin langkah di pasaran. Di Pasuruan Raya, para nelayan hingga supir truk rela mengantri di SPBU demi mendapatkan solar subsidi. Bahkan, mereka rela mengantre hingga menginap di SPBU.
Pantauan di lokasi, Selasa (5/4), puluhan nelayan Pasuruan antre di SPBU di Karangketug, di Kota Pasuruan. Jeriken-jeriken yang mereka bawa ditata hingga mengular. Mereka yang antre mengaku sudah di SPBU sejak Senin (4/4) malam pukul 18.00. Sebelum mengantre, para nelayan tersebut sudah berkeliling di seluruh SPBU di Pasuruan Raya, namun tidak ada hasil.
“Awalnya saya berkeliling dulu, di SPBU Kabupaten Pasuruan, seperti di Warungdowo, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Wonorejo. Tapi, solar subsidi habis (belum ada kiriman),” tandas Ahmad Rifki, salah satu nelayan asal Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.
Menurut Rifki, total pembelian solar yang dibutuhkan mencapai 70-80 liter untuk kebutuhan 1 minggu melaut. Jadi, setiap melaut membutuhkan solar sekitar 8 hingga 10 liter. “Ini saya bersama istri bergantian mengantri mulai Senin malam kemarin, habis buka puasa langsung ke SPBU. Semuanya ini demi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Stok di rumah saat ini sudah kosong,” jelas Ahmad Rifki.
Hal serupa juga dikeluhkan Fuadi, nelayan asal Kraton, Kabupaten Pasuruan. Ia mempertanyakan sikap pemerintah yang tidak pro rakyat. Karena, disaat ekonomi belum berangsur naik pasca pandemi, justru BBM jenis solar subsidi semakin langkah.
“Tolong kami, kami ini rakyat kecil. Ini sudah menginap di SPBU demi sebuah solar untuk kebutuhan kami melaut. Jika tidak ada solar, untuk kebutuhan hariannya kami dari mana,” keluh Fuadi.
Tak hanya nelayan, para sopir juga rela menginap di SPBU demi mendapatkan pasokan solar subsidi. Bahkan terlihat antrian truk mengular hingga 10 meter.
“Di sepanjang perjalanan, semuanya habis. Di Kota Pasuruan ada yang mengantre, jadi saya otomatis juga ikut mengantre. Kalau tidak berhenti, truk ini macet dijalan karena kehabisan solar. Saya mulai kemarin malam antrinya,” kata Muslim, sopir truk muatan kayu.
Sementara itu, petugas SPBU, Supriyanto mengaku pasokan solar memang tidak lancar sepekan terakhir. Saat solar datang, langsung habis. “Para nelayan dan sopir truk sejak semalam kemarin antre. Ini pasokan solar baru datang. Mohon semua antre yang tenang,” jelas Supriyanto. [hil.wwn]

Tags: