Stabilkan Harga Sembako, Pemkot Surabaya Gelar Pasar Murah

12-pasar-murahSurabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya mulai mengantisipasi kenaikan harga menjelang Bulan Ramadan, upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar pasar murah mulai 13-26 Juni di 19 titik. Kemudian 11-22 Juli diselenggarakan di 9 titik di Surabaya dengan sasaran masyarakat bawah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, sasaran operasi pasar tersebut adalah kawasan pemukiman, yang diutamakan pada masayrakat Surabaya yang berpenghasilan rendah. Kegiatan pasar murah akan dipusatkan di kecamatan, kelurahan, dan rumah susun (Rusun).
“Jumlah kegiatan pasar murah sebelum Ramadan tahun ini lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 12 lokasi. Kali ini sebelum puasa ada 19 lokasi antara lain Rusun Grudo, Tambak Segaran, Pabean Cantikan, Tambak Asri, Lapangan Bangun Sari, Gayungan, dan Tandes,” terang Widodo ketika ditemui Bhirawa, Rabu (11/6).
Kegiatan pasar murah, tambah Widodo, bertujuan untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok. Berdasarkan pantauan Disperindag, menjelang ramadhan beberapa sembako harganya sudah mengalami kenaikan.
Untuk komoditi cabe naiknya hingga 14 %, tomat 12 %, serta bawang 13 % persen. Namun demikian untuk barang kebutuhan pokok , seperti Beras, Gula, Minyak Goreng dan Telur masih relatif stabil. “Untuk komoditi beras, Minyak, dan gula masih stabil karena di bawah lima persen,” tambahnya.
Kenaikan yang tak signifikan untu komoditi sembako tersebut, karena ketersediaan komoditi masih cukup besar. Widodo memperkirakan, pasokan sembako akan berlangsung lancar hingga lebaran.
Dalam menggelar kegiatan pasar murah, Pemkot surabaya bekerjasama dengan PD Pasar Surya. Tiap titik lokasi akan digelontor beberapa ton komoditi sembako dengan rincian Beras 500 Kg – 1 Ton, minyak goreng 500 botol, gula 750 Kg – 1 Ton dan telur 250 Kg, namun bisa ditambah  hingga 500 Kg jika peminatnya banyak, dan menyusul Tepung. Harga komoditi yang dijual dalam pasar murah adalah harga distributor.
” Kerja sama ini langsung dari distributor, jadi mengikuti harga distributor. Semisal telur dari Mojokerto yang harga rata-rata mencapai Rp19.500 di pasar murah ini jadi Rp14.500,” papar Widodo.
Selain menggelar pasar murah, Disperindag kota Surabaya juga intensif memantau harga komoditi di sejumlah pasar tradisional. Beberapa pasar tradisinal yang digunakan sebagai lokasi pantauan harga kebutuhan pokok, antara lain Pasar Wonokromo, Pasar Keputran, Pasar Genteng, Pasar Pucang, dan Pasar Tambak Rejo.
” Kalau evaluasi harga pasar, kita reguler ada sebulan empat kali, menjelang Ramadan sampai lebaran, pantauan khusus frekuensinya bisa meningkat lagi. Kalau terjadi penimbunan, itu nanti akan kita tindak lanjuti,” tegasnya.  [geh]

Tags: