Sumbang Tujuh Delegasi, Kolaborasi SMA-SMK Cetak Prestasi di Tingkat ASEAN

Surabaya, Bhirawa
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan para siswa di Jawa Timur. Kali ini melalui kolaborasi siswa SMA/SMK dalam Tujuh Project Tim Gabungan Seacrh for Seameo Young Scientist (SSYS) sukses meraih penghargaan bergengsi di tingkat ASEAN. Jawa Timur menyumbangkan tujuh delegasi dan dua delegasi dari Jakarta untuk perwakilan Indonesia.
Dalam ajang bergengsi ini, Indonesia mendapat lima penghargaan. Empat disumbangkan oleh para siswa dari Jatim dan satu dari SMA SHOPOS Indonesia Jakarta. Diantaranya, penghargaan Outstanding Award for Presentation of Project Exhibit kategori Science Category yang merupakan gabungan dari SMKS Ibrahimy Sukorejo Situbondo dan SMAN 2 Situbondo serta SMAN 1 Kencong dan SMAN 1 Umbulsari.
Juga penghargaan Spesial Award for Relevancy of Study to the Congress Thene kategori matematika. Ketiga, penghargaan untuk Spesial Award for Benefit to the Local Community kategori matematika gabungan dari SMAN 2 Situbondo dan SMAN 1 Kencong. Terakhir Spesial Award for Conmercial Potential kategori matematika yang merupakan gabungan dari SMAN 2 Situbondo dan SMKN 7 Surabaya.
Terkait capaian itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong para guru dan kepala sekolah untuk lebih banyak mencetak prestasi membanggakan untuk penelitian ilmiah di bidang sains dan matematika. Apalagi, prestasi ini merupakan hasil kolaborasi SMA dan SMK di Jawa Timur.
“Kita tahu kurikulum SMK ini berisi 70% praktek dan 30% teori. Sedangkan SMA hanya 33% sehingga lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan sisanya tanpa keahlian. Jadi kolaborasi ini bagus untuk mengembangkan keilmuan yang ada di SMA dan SMK,” jelas Khofifah, Selasa (29/3).
Mantan menteri sosial ini juga bersyukur atas capaian yang diraih para siswa di tengah kondisi yang masih pandemi. Ia berharap baik Kepala Dinas Pendidikan Jatim, kepala SMA/SMK ataupun para guru terus melakukan kolaborasi untuk kemajuan pendidikan di Jawa Timur.
“Kita patut bersyukur atas prestasi mereka. Krisna Aradea misalnya, murid SMKN 7 Surabaya membuat sensor kebakaran hutan. Jika dikembangkan sampai produksi, tentu sangat besar manfaatnya,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Pj Sekdaprov Jatim sekaligus Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi berujar SYSS lebih banyak diikuti para pelajar tingkat SMA di 11 negara ASEAN dengan tingkat kompetisi yang sangat ketat, mulai penyaringan proposal proyek penelitian, hingga penjurian.
Wahid mencontohkan, salah satu prestasi membanggakan yang diraih Krisna Aradea Trilingga Putra, siswa SMKN 7 Surabaya dari Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Krisna berhasil meraih Special Award For Commercial Potential.
“Kita patut bangga atas prestasi yang mereka peroleh. Krisna Areda misalnya siswa SMKN 7 Surabaya yang membuat sensor kebakaran hutan,” urainya.
Sensor kebakaran hutan ini, lanjut Wahid untuk mengetahui efektivitas getah kayu Palembang Lannea Coromandelica sebagai elemen utama miniatur sensor kebakaran hutan. Juga untuk mengetahui hubungan volume getah kayu Palembang (lannea Coromandelica) dan waktu deteksi kebakaran hutan.
Melalui ajang kompetisi peneliti muda ini, Wahid berharap, mampu menumbuh dan menjadi inspirasi anak muda Indonesia. ”Semoga dapat menjadi penerus cita-cita bangsa,” tandasnya.
Perlu diketahui, SSYS sendiri merupakan ajang kompetensi bergengsi dua tahunan yang digelae organisasi para menteri pendidikan se-Asean. Sebanyak sembilan negara Asia tenggara terlibat. Seperti yaitu Filipina, Indonesia,Myanmar ,Thailand ,Singapura, Malaysia, Timor leste, Vietnam dan Kamboja. Kompetisi ini digelar sejak tahun 1997 dengan tema berbeda tiap dua tahun. [ina]

Tags: