Tak Pakai Safety Belt Rawan Trauma Kepala

Safety BeltSurabaya, Bhirawa
Posisi jatuh yang membahayakan akibat kecelakaan, sangat rawan trauma kepala dan leher.  Sebagian dari pasien korban kecelakaan yang masuk ke IRD RSUD dr.Soetomo sangat rentan trauma kepala leher. Hal itu disebabkan posisi jatuh saat kecelakaan, melaju dengan kecepatan tinggi, membentur dashboard  karena tidak memakai safety belt dan helm yang digunakan tidak standar.
“Per hari Divisi Bedah Kepala Leher RSUD dr Soetomo melakukan 20 operasi trauma kepala leher karena kecelakaan. Itu menunjukkan banyaknya angka kecelakaan dan bagian kepala juga leher paling rawan trauma,” jelas Kepala IRD RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo,.
Sebagai data sekitar 300 orang pasien yang masuk di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD dr Soetomo terdapat 6 persen korban kecelakaan.
Urip menjelaskan, trauma kepala leher yang banyak diderita oleh pasien kecelakaan adalah trauma maksilofacial atau cidera wajah dan rahang. Trauma ini mendominasi karena biasanya saat jatuh bagian kepala korban sering terbentur.
Mulai dari trauma luar hingga trauma bagian dalam kepala hingga otak yang membahayakan dan sering mengakibatkan korban meninggal.
“Kebanyakan korban kecelakaan yang meninggal karena trauma serius dibagian kepala, bisa juga luka yang membuatnya kehilangan banyak darah,” ujar dokter spesialis bedah kepala leher di RSUD dr Soetomo ini.
Dari pantauan di IRD RSUD dr Soetomo, 95 persen kecelakaan adalah kecelakaan sepeda motor atau roda dua dan hampir 100 persen korban meninggal dalam kecelakaan adalah pengendara roda dua. Oleh karena itu upaya preventif sangat diperlukan untuk menekan jumlah korban kecelakaan dengan trauma kepala leher ini.
“Tingkat keriskanan trauma kepala leher ini jauh lebih besat dibandingkan trauma pada tangan atau kaki. Karena tingkat keparahan trauma sangat mengancam nyawa korbannya,” terangnya.
Oleh karena itu pihaknya juga sudah rutin menggelar pelatihan kepada para polisi tentang pertolongan pertama kepada korban kecelakaan. Dimana agar tindakan atau pertolongan yang dilakukan tidak memperparah trauma yang dialami korban.
“Beberapa kasus memang kondisi korban semakin parah karena salahnya penanganan atau pertolongan pertama dari seseorang, entah itu warga atau polisi yang memang mereka tiak memiliki bekal pengetahuan medis yang cukup. Oleh karenanya kami juga mulai menggiatkan pelatihan ini kepada anggota polisi,” tukasnya. [dna]

Tags: