Tanamkan Jiwa Kepahlawanan, Dinsos Gelar Sarasehan dengan Siswa SMP dan SMA

Kepala Dinsos Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt MARS saat membuka Sarasehan Pelestarian Nilai Kepahlawanan di Kantor Dinsos Provinsi Jatim, Kamis (31/3).

Kepala Dinsos Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt MARS saat membuka Sarasehan Pelestarian Nilai Kepahlawanan di Kantor Dinsos Provinsi Jatim, Kamis (31/3).

Pemprov Jatim, Bhirawa
Mengantisipasi merosotnya nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki generasi penerus, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim menggelar kegiatan Sarasehan Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan kepada para siswa-siswi SMP dan SMA. Kegiatan ini masuk dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108.
Kepala Dinsos Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt MARS menuturkan, kegiatan sarasehan ini dilaksanakan sebagai wahana untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan generasi muda. Guna sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berdasarkan moral dan etika berbangsa dan bernegara.
“Melalui kegiatan sarasehan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan ini generasi muda diharapkan agar mewujudkan karya nyata dan bukan lagi pengembangan wacana, tetap selalu menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa dan dapat mengaktualisasi nilai dan makna kebangkitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Sukesi, saat membuka sarasehan di Kantor Dinsos Provinsi Jatim, Kamis (31/3).
Sukesi mengatakan, Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei merupakan hari yang menjadi momentum perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Hal itu ditandai dengan kelahiran organisasi Boedi Utomo pada 20 Mei 1908. Dimana berdirinya suatu organisasi yang bergerak dibidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Menilik dari sejarah terbentuknya Boedi Utomo yang didirikan oleh pemuda-pemuda intelek zaman itu, lanjutnya, maka sudah sepatutnya generasi penerus sebagai pelajar dan pemuda juga harus memiliki semangat yang sama. Semangat untuk kebangkitan Indonesia, kebangkitan untuk maju dan berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK.
“Jika kita bisa meneladani para pahlawan bangsa, menjadi generasi muda penerus bangsa itu harus kreatif, kerja keras, disiplin, berdedikasi tinggi dan inovatif. Intisari makna pelestarian nilai-nilai kepahlawanan itu adalah kemandirian, kebangsaan dan kesejajaran,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu Sukesi juga menjelaskan, jumlah pahlawan nasional se-Indonesia sampai dengan 10 November 2015 sebanyak 168 orang. Sedangkan jumlah pahlawan nasional dari Jatim sebanyak 26 orang. “Tentunya masih banyak lagi pahlawan-pahlawan lain yang belum ditetapkan menjadi pahlawan nasional,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos Provinsi Jatim, Arman Linda SH MSi menambahkan, kegiatan sarasehan ini diikuti sebanyak 150 siswa dari berbagai sekolah di Surabaya. Mereka berasal dari SMA Kemala bayangkari, SMA muhammadiyah 2 Surabaya, SMAN 18 Surabaya, SMPN 36 surabaya, SMPN 21 Surabaya dan SMPN 22 surabaya.
“Kita sangat prihatin generasi muda sekarang jarang yang mengetahui sejarah para pahlawan. Mereka hanya tahu para super hero Hollywood seperti Batman, Superman atau Spiderman. Super hero ini sebenarnya penyakit bagi generasi penerus, sebab bisa menghilangkan sejarah bangsa kita. Jangan sampai siswa sekarang tidak tahu siapa itu Bung Tomo atau WR Supratman,” ungkapnya. [iib]

Tags: