Tanpa Nomor UN, Tak Bisa Ikuti SNMPTN

3-Foto _tamSurabaya, Bhirawa
Ujian nasional masih menjadi penentu utama keikutsertaan dalam mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ini lantaran salah satu syarat untuk dapat mendaftar SNMPTN ialah dengan memasukkan nomor UN, jika tidak, maka kartu peserta tidak bisa dicetak.
Wakil Rektor 1 Universitas Airlangga Prof Achmad Syahrani mengungkapkan, kewajiban memasukkan nomor UN ini diberlakuakn untuk mengetahui siswa tersebut telah mengikuti ujian tahap akhir.
Dia menegaskan, hanya nomor UN yang dipakai. Sementara untuk hasil (nilai) UN sampai saat ini belum pasti digunakan sebagai parameter nilai SNMPTN.
“Untuk sementara kami memang tidak akan menggunakan nilai UN. Tetapi, keputusan akhirnya masih menunggu keputusan dari pusat,”tegas guru besar Farmasi ini sebelum memberikan sosialisasi SNMPTN untuk guru BK se Jatim, Selasa (10/2).
Diakui Syahrani, untuk bisa memasukkan nomor UN harus menunggu daftar nominasi tetap dari pusat. Sedangkan nomor UN itu baru turun di tengah-tengah proses pendaftaran SNMPTN. Karena itu dia meminta kepada penadftar untuk menunggu nomor UN sebelum mencetak kartu peserta.
Bagaimana jika siswa tidak sempat mencetak kartu peserta? Syahrani meminta tidak panik karena mereka tetap terdaftar sebagai peserta SNMPTN. Pendaftaran SNMPTN baru dibuka Jumat (13/2) mendatang. Saat ini pihak sekolah masih berkesempatan mengisi dan memverifikasi data di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Pengisian PDSS ini diperpanjang dari sebelumnya terakhir 22 Januri 2015 menjadi 12 Maret 2015. Humas SNMPTN dari ITS Ismaini Zain mengatakan, perpanjangan pengisian PDSS ini karena jumlah peserta tahun ini melonjak dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2014 ada 18. 001 sekolah yang mendaftar. Sedangkan, data terakhir 6 Februari lalu sekolah pengisi PPDS telah mencapai 19.112 sekolah. “Data ini bisa terus bertambah,” ungkapnya.
Ismaini berharap penambahanan waktu pengisian PDSS bisa membantu sekolah-sekolah yang belum memiliki infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan. SepertiĀ  komputer, laptop dan internet. Atau sekolah-sekolah yang masih kacau dalam merekap nilai siswanya. “Masing-masing sekolah punya problem sendiri, kami berusaha memahami. Tapi, jangan sampai curang,” tegasnya.
Jika ketahuan curang, maka ada sanksi tegas bagi sekolah tersebut. Salah satunya sekolah tidak akan dimasukkan lagi (diblacklist) dalam seleksi SMPTN di tahun selanjutnya. “Sekarang panitia pusat belum merilis nama-nama sekolah yang di-blacklist karena melakukan kecurangan di SNMPTN tahun lalu,” pungkasnya. [tam]

Keterangan Foto : Wakil Rektor I Prof Achmad Syahrani saat memberikan sosialisasi SNMPTN untuk guru BK se Jatim. [adit hananta utama]

Rate this article!
Tags: