Terjun ke Pasar Beri Layanan Gratis Pemeriksaan

Siswa Muhammadiyah 10 saat melakukan pengecekan tensi darah di pasar Pucang Anom, Rabu (5/7). [adit hananta utama/bhirawa]

(Komunitas Kesehatan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya)
Surabaya, Bhirawa
Rombongan siswa berdandan ala tenaga medis tiba-tiba menyerbu Pasar Pucang, Surabaya. Bukan untuk berbelanja, melainkan mereka berkeliling untuk memberikan layanan pemeriksaan gratis kepada pengunjung dan pedagang di pasar, Rabu (5/7).
Mereka adalah siswa SMA Muhammadiyah X Surabaya yang selama ini aktif mengikuti komunitas kesehatan di sekolah. Fatonah, salah satu pedagan di pasar pucang menjadi salah satu pasien yang menerima tawaran cek kesehatan ini. Dia menjalani pemeriksaan tekanan darah dengan alat tensi otomatis.
“Saya biasanya normal, ini mungkin memang lagi nggak stabil kondisi badannya jadi tensinya 138/79,” tutur Fatonah yang kemudian mendapat anjuran makanan yang perlu dikonsumsi.
Sementara Cikrak (67) memilih mendatangi ambulans yang berada di luar pasar untuk mengecek tekanan darahnya. Ia merasa cukup terbantu dengan adanya pemeriksaan tersebut karena tidak perlu mendatangi Puskesmas.
“Lumayan ada yang datang meriksa, apalagi masih muda-muda. Jadi bikin ikutan semangat,”ungkap wanita yang berjualan sayur ini.
Di pasar tersebut, terdapat empat lelompok siswa yang menyebar dan memeriksa kondisi tekanan darah pengunjung dan pedagang. Siswa kelas XI, Surya Sitra Salsabila (16) mengaku telah menyempatkan hari liburnya untuk mengikuti kegiatan komunitas ini. Komunitas ini merupakan bagian dari penyaluran potensi Non akademik siswa SMA Muhammadiyah 10.
“Sayamemilih komunitas kesehatan karena ingin jadi dokter. Selama setahun saya belajar bagaimana melakukan pemeriksaan Tensi, tes gula darah,sampai penggunaan alat patela untuk respon saraf lutut dan bikin minuman herbal,”ujarnya.
Kegiatan komunitas ini juga menjadi bagian evaluasi potensi yang ia ambil. Melalui komunitas ini,menurutnya dia bisa mengenal dasar pemeriksaan kesehatan dan cara menjaga kesehatan melalui konsumsi minuman herbal.
“Pasti ada kesulitannya, awal ikut komunitas belum paham juga berbagai tesnya. Buat jamu aja salah sampai rasa nggak enak juga,”ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Fadillah Rian (16), mengikuti komunitas kesehatan baginya sebagai bekal mengenali minatnya pada pendidikan lebih lanjut. Pasalnya meskipun dirinya ingin menjadi dokter dirinya juga penasaran dengan berbagai profesi lainnya.
“Makanya selain memilih komunitas kesehatan, saya sering masuk kelas komunitas lain untuk cari tahu. Enaknya kalau komunitas ini kami tidak hanya belajar teori, malah banyak praktik bertemu masyarakat,”tegasnya.
Praktik yang dia lakukan seperti dengan menyampaikan saran konsumsi bagi orang-orang yang telah periksa darah. Dengan membawa brosur kesehatan ia mengenalkan makanan yang bisa dikonsumsi atau dihindari bagi masyarakat yang tensinya rendah atau tinggi.
Alfianur Rizal, pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMAM 10, menjelaskan kegiatan ini lebih pada pengenalan siswa pada masyarakat dan bisa merasakan berbagi pada masyarakat secara luas. Jadi kegiatan siswa tidak hanya di lingkungan sekolah. “Makanya kami memilih di pasar Pucang,agar anak-anak bisa membaur,” pungkasnya. [tam]

Tags: