Tiba di Tanah Air, Jamaah Haji Kloter I Sujud Syukur

Jamaah haji yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Surabaya melakukan sujud syukur saat menginjakkan kaki di  Asrama Haji Sukolilo,  Selasa (29/9).

Jamaah haji yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Surabaya melakukan sujud syukur saat menginjakkan kaki di Asrama Haji Sukolilo, Selasa (29/9).

Surabaya, Bhirawa
Jamaah haji yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Surabaya langsung melakukan sujud syukur saat menginjakkan kaki di Tanah Air, Selasa (29/9). Sujud syukur itu dilakukan baik di Bandara Juanda dan Asrama Haji Sukolilo.
“Alhamdulillah, saya bisa sampai lagi di Tanah Air dengan selamat tanpa ada kendala yang berarti,” kata M Ikwan, salah seorang jamaah haji asal Surabaya, Selasa (29/9).
Ia mengemukakan, saat melaksanakan ibadah haji tahun ini dia bisa selamat dari berbagai macam cobaan yang terjadi di tanah suci tersebut. “Alhamdulillah, tidak ikut menjadi korban dalam peristiwa maut yang terjadi di Tanah Suci, baik musibah jatuhnya crane dan tragedi di Mina yang menewaskan banyak jamaah dari berbagai negara,” katanya.
Legal and Communication Bandara Internasional Juanda, Liza Anindya mengatakan, sebanyak 448 jamaah haji kloter 1 tiba di Juanda dengan menaiki pesawat Saudi Arabia Airlines Selasa kemarin sekitar pukul 14.00. Jadwal pesawat kloter pertama ini seharusnya tiba di Bandara Juanda sekitar pukul 09.30, namun sempat tertunda selama empat jam lebih karena alasan teknis. Tak beberapa lama jamaah kloter 2 juga datang.
Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, seluruh jamaah diantar ke Asrama Haji Sukolilo di Surabaya untuk menjalani serangkaian tes medis khususnya MERS.
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf yang menyambut jamaah haji kloter 1  Embarkasi Surabaya yang datang kemarin. Prosesi penyambutan dilakukan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya dengan saling mendoakan dan berjabat tangan dengan para jamaah haji.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul sapaan lekat Saifullah Yusuf, juga didampingi jajaran dari Kementerian Agama dan didampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim Mahfidz Sodhar. “Kami semua yang datang ke sini ditugasi pimpinan untuk menyambut kedatangan jamaah haji kloter pertama. Termasuk saya juga ditugas Pak Gubernur (Gubernur Jatim Dr H Soekarwo),” terangnya.
Gus Ipul mengaku sangat bersyukur karena jamaah haji kloter I telah datang dengan selamat dan sehat semua. Ia berharap semua jamaah haji Indonesia khususnya Jatim menjadi jamaah haji yang mabrur dan mereka  yang meninggal di Tanah Suci langsung masuk surga.
“Alhamdulillah jamaah haji kloter pertama sehat semua, segar badannya dan perjalanannya lancar. Meskipun ada ada beberapa saudara kita yang mengalami musibah crane dan Mina, yang meninggal termasuk golongan orang-orang sahid, terpilih langsung masuk surganya Allah,” katanya.
Menurut mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini, jamaah haji yang meninggal akibat crane jatuh di Makkah 2 orang asal Malang. Sementara untuk tragedi Mina yang meninggal hingga saat ini sebanyak 10 orang dan yang hilang kontak 20 orang.
“Sebagian besar korban dan jamaah haji yang hilang kontak berasal dari kloter 48 yang meliputi Kabupaten dan Kota Probolinggo. Mudah-mudahan yang belum ditemukan ini dalam keadaan sehat wal afiat tidak ada apa-apa,” harapnya.

Kompensasi Korban Crane
Selain jamaah kloter 1, kemarin jamaah kloter 2 juga mulai datang ke Asrama Haji Sukolilo. Total kedua kloter ini sebanyak 900 jamaah, berasal dari Surabaya, Magetan, Ngawi dan Madiun. Dalam rombongan ini ada salah satu jamaah haji korban crane yang luka-luka yakni Murodi Yahya Kasani dari Magetan.
Menurut Kakanwil Kemenag Jawa Timur Drs Mahfudh Shodar MAG  pihak Embarkasi Surabaya akan terus memantau perkembangan kompensasi yang harus diterima oleh korban crane maupun jamaah yang meninggal karena musibah Mina saat menunaikan haji.
“Bagi korban crane maupun Mina kami masih belum mendapatkan informasi apakah korban akan mendapatkan kompensasi atau tidak, sebab sampai saat ini di Saudi Arabia sendiri masih dalam proses identifikasi para korban Mina yang belum selesai,” ujarnya.
Sementara itu pihak Embarkasi Surabaya masih menunggu proses identifikasi selesai secara menyeluruh. “Setelah semua selesai kita akan menunggu kebijakan dari pemerintah sebab sampai saat ini kami masih belum tahu kebijakan itu,” jelas Mahfudh.
Akan tetapi para korban baik yang meninggal maupun terluka tetap akan mendapatkan asuransi dari Embarkasi Surabaya. “Bagi para korban meninggal karena kecelakaan akan mendapatkan asuransi sebesar Rp 37 juta, dua kali atau 200 persen dari biaya pertanggungan yakni 18,5 juta. Sedangkan untuk korban luka-luka tetap atau sebagian karena kecelakaan akan menerima pertanggungan sebesar 23 persen hingga 70 persen,” terangnya. [iib,riq]

Tags: