UC Surabaya bersama Kelompok Usaha Bungurasih Handmade, Manfaatkan Kain Perca jadi Sajadah Anak

Salah satu mahasiswi Universitas Ciputra (UC) Surabaya memberi contoh menjaid sajadah untuk anak. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2024

Sidoarjo, Bhirawa.
Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengadakan kegiatan pelatihan handmade pembuatan sajadah anak dengan menggunakan kain perca
Tanggal 23-31 Maret 2024.

Kegiatan ini menjadi bagian dari Tridarma perguruan tinggi, di bidang pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat atau biasa disebut dengan Abdimas merupakan suatu implementasi praktis dari pengetahuan, teknologi, seni dan budaya melalui pendekatan ilmiah. Hal tersebut bertujuan untuk memperluas pengaruh Tri Dharma Perguruan Tinggi terhadap masyarakat luas.

Acara ini diikuti oleh 10 anggota dari Kelompok Usaha Bungurasih Handmade. Pelatihan ini dibawakan oleh Dr. Soelistyowati, S.Pd., M.Pd. sebagai narasumber, serta dibantu oleh 5 orang mahasiswa Fashion Design (FPD) sebagai pendamping proses produksi dengan melibatkan kolaborasi antara Fashion Design (FPD) dan Fakultas Imlu Komunikasi (FIKOM) yang melibatkan dosen dan mahasiswa dalam proses pelatihan serta pendampingan produksi. Selain itu kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Desa Bungurasih yang menjadi penanggung jawab dari kelompok usaha Bungurasih Handmade.
Louisa selaku dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM), mengungkapkan bahwa adanya pelatihan yang diberikan ini, semoga bisa menjadi inovasi atau ide baru untuk Kelompok Usaha Bungurasih Handmade. Tujuan dari kolaborasi ini, supaya Kelompok Usaha Bungurasih Handmade bisa mengalami peningkatan penjualan melalui produk sajadah untuk anak yang memanfaatkan kain perca.

Para mahasiswa Universitas Ciputra (UC) Surabaya, sedang menyetting mesin jahit yang baru untuk Kelompok Usaha Bungurasih Handmade. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2024

Soelistyowati sebagai pemimpin pelaksana kegiatan ini sekaligus dosen dari Fakultas Fashion Design (FPD), juga menjelaskan, kegiatan pelatihan ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan berfokus pada pemanfaatan kain perca.

Dari tiga kali pertemuan yang terlaksana, dilakukan pembuatan pola terlebih dahulu, kemudian ke tahap menjahit danyang terakhir mengevaluasi hasil akhir produksi. Selain itu, peserta juga diajarkan cara mencocokan warna-warna yang ada pada kain perca supaya menghasilkan sajadah yang cantik.

Soelistyowati juga menambahkan, bahwa selama proses pelatihan berlangsung, tidak terjadi kendala besar, karena ibu-ibu disana sudah memiliki kemampuan dasar menjahit. Namun terjadi sedikit kendala dalam proses mempadukan warna-warna supaya tampilan akhirnya terlihat menarik.

Latar belakang Bungurasih Handmade ini adalah sekelompok usaha yang beranggotakan ibu-ibu warga Desa Bungurasih yang sebelumnya telah memiliki produk fesyen untuk binatang peliharaan. Mulai dari aksesoris hingga pakaian untuk anjing dan kucing yang diproduksi, kini telah terjual hingga ratusan unit sejak akhir tahun 2023.

Peningkatan Kemampuan Kelompok Usaha Bungurasih Handmade Melalui Pelatihan Menjahit Produk Fesyen Bertema Religi Islami Sumber : Dokumentasi pribadi, 2024.

Melalui kegiatan ini, Kelompok Usaha Bungurasih Handmade mendapatkan bantuan tambahan 3 mesin jahit yang dapat digunakan untuk pengoptimalan produksi hasil jahit, karena yang awalnya hanya mempunyai 5 mesin jahit sekarang sudah menjadi 8 mesin jahit, supaya dapat menunjang pendapatan Kelompok Usaha Bungurasih Handmade. Dengan pelatihan ini, peserta dapat meningkatkan kemampuan menjahit yang dimiliki, serta dapat menghasilkan variant produk yang baru. Tentunya hal ini diharapkan juga dapat mendukung peningkatan pendapatan atau ekonomi bagi Kelompok Usaha Bungurasih Handmade.

Deka, salah satu peserta bercerita sajadah yang dihasilkan dari pelatihan ini dibandrol mulai Rp 40.000-Rp. 60.000, dan sudah dipasarkan melalui salah satu marketplace, serta usaha ibu-ibu PKK Desa Bungurasih. Ia mengaku senang mengikuti pelatihan ini. Dia mendapat tambahan ilmu yang baru.

Penulis : Ivana Marcelina Setiawan.
NIK : 0506012029001.
Mahasiswa Fikom UC Surabaya.
Editor : Helmy Supriyatno.

Tags: