UN Perbaikan SMA/SMK Sepi Peserta

Ruang Ujian Nasional Perbaikan (UNP) di SMAN 2 melompong. Hanya satu siswa yang mengikuti ujian dengan metode berbasis komputer itu. [adit hananta utama/bhirawa]

Ruang Ujian Nasional Perbaikan (UNP) di SMAN 2 melompong. Hanya satu siswa yang mengikuti ujian dengan metode berbasis komputer itu. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Pelaksanaan Ujian Nasional Perbaikan (UNP) seperti hanya sia-sia saja digelar. Betapa tidak, persiapan matang yang dilakukan sekolah tak disambut meriah peserta ujian.  Hal itu tampak saat hari pertama UNP digelar di Surabaya kemarin, Senin (22/2).
Seperti halnya di SMAN 1 Surabaya. Dari 82 peserta yang mendaftar UNP, hanya 15 siswa diantaranya yang melakukan daftar ulang. Ke-15 siswa itu pun dibagi dalam lima hari pelaksanaan ujian. Praktis, di hari pertama ujian kemarin hanya terlihat satu siswa saja yang mengikuti ujian.
“Memang hanya satu siswa yang terdaftar. Besok (hari ini) baru ada empat siswa yang ikut ujian,” ungkap Tri Widodo, proktor UNBK di SMAN 1 Surabaya.
Jumlah peserta ini jelas timpang dengan berbagai persiapan yang sudah dilakukan sekolah penyelenggara. Widodo menyebut, di SMAN 1 Surabaya terdapat lima server untuk melayani siswa. Tiga server utama dan dua server cadangan.
“Satu server bisa menampung 40 siswa dalam satu ruang, tapi yang datang cuma satu,” kata Widodo.
Meski jumlah siswa yang ikut UNP sedikit, Tri tidak mempersoalkan. Sebab, baginya jumlah server yang banyak itu juga diperlukan untuk persiapan UNBK 2016 April mendatang.
Sementara di SMKN 8 Surabaya, dari pendaftar mencapai 81 orang yang hadir dalam UNP di SMK yang berada di kawasan Ambengan Surabaya tersebut hanya tiga peserta. Di SMAN 2 Surabaya, pendaftar yang hadir juga hanya tiga peserta. Itupun masih ada satu yang terlambat sehingga harus mengikuti ujian di satu ruang sendirian.
Minimnya peserta UNP ini sejatinya sudah bisa diprediksi sejak awal. Dari total pendaftar yang masuk dengan calon peserta yang melakukan daftar ulang sudah terlihat timpang. Sekretaris panitia UN Jatim 2016, Gatot Gunarso menyatakan banyak faktor yang membuat UNP ini  sepi. Diantaranya, bertepatan dengan ujian tengah semester di perguruan tinggi.
Selain itu, para lulusan umumnya sudah bekerja dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan ini. Seperti diketahui, di Jatim sendiri tercatat ada 12.836 pendaftar UNP mulai dari jenjang SMA, SMK dan Paket C. Sementara yang melakukan daftar ulang hanya 2.726 peserta.
“UN sudah tidak sakral lagi, bukan penentu kelulusan. Mereka (lulusan) sudah kuliah dan bekerja, jadi merasa tidak perlu lagi ujian perbaikan,” kata Gatot. Kendati demikian, UNP ini tetap harus digelar untuk memfasilitasi siswa yang ingin melakukan perbaikan. “Mungkin lain kali pemerintah harus mengevaluasi terkait jadwal pelaksanaan agar tidak dilakukan pada hari aktif,” kata pria yang juga Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim itu.
Kabid Pendidikan Menengah Dindik Surabaya Sudarminto mengakui hal serupa. Hari pertama UNP di Surabaya ini hanya diikuti oleh 27 lulusan SMA dari total 63 pendaftar. Sementara jenjang SMK hanya diikuti 21 siswa 47 pendaftar. Jumlah ini jauh dari jumlah pendaftar yang masuk secara online sebanyak 2.322 peserta SMA dan 926 peserta SMK.
“Memang UNP tidak akan mempengaruhi apa-apa. Jadinya siswa tidak terlalu berminat. Jumlah yang ikut ini pun belum tentu siswa Surabaya semua,” kata Sudarminto. Mantan Kepala SMAN 16 Surabaya ini mengimbau, para sudah terdaftar agar lebih antusias mengikuti UNP. “Yang belum daftar ulang tidak apa-apa. Langsung ke lokasi ujian saja. Datanya sudah tersimpan di sana,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: