Usai Dilatih di BLK Surabaya, 32 CPMI Siap Kerja di Samsung Heavy Industries Korea

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Sebanyak 32 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) siap untuk pemberangkatan bekerja di bidang pengelasan (welder) melalui program P to P (private to private) PT Intersolusi yang mengkordinir pemberangkatan Korea Selatan, setelah mereka mendapatkan pelatihan welder atau pengelasan di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Surabaya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur (Disnakertrans Jatim) yang bekerjasama Samsung Heavy Industries asal Korea

Saat melangsungkan kegiatan penutupan pelatihan pengelasan di UPT BLK Surabaya, Senin (8/4), Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto mengingatkan agar seluruh peserta yang bekerja di Samsung Heavy Industries selalu tetap berkomitmen, berdisplin, memiliki mental spiritual yang kuat, serta berusaha meningkatkan kapasitas diri selama bekerja di Samsung Heavy Industries.

“Jangan sampai berbuat wanprestasi atau lainnya yang akhirnya berdampak pada kerjasama yang bagus ini, ” pesannya yang menambahkan keberangkatan peserta pada awal Bulan Mei 2024.

Ia mengatakan, skema keberangkatan tenaga kerja ke Korea Selatan ini menggunakan program P to P. Kerjasama ini dibuat agar pekerja asal Jawa Timur bisa mendapatkan kepastian terkait penempatan kerja di Korea Selatan. Di sini tugas dari Pemprov Jatim adalah menyediakan tempat pelatihan, memberikan pelatihan terhadap angkatan kerja dan menyediakan instruktur untuk dilatih.

“Bahkan sudah ada 7 instruktur yang telah dilatih kemudian siap untuk memberikan pelatihan di BLK milik Disnakertrans Jatim. Artinya Samsung Heavy Industries sudah ada transfer ilmu untuk instruktur agar bisa memberikan pelatihan di BLK

Ia juga tidak menampik jika ada negara lain yang terbuka untuk bentuk kerjasama sama seperti Samsung Heavy Industries. “Jika bentuk kerjasama seperti saat ini tentunya akan lebih baik, dan kami akan terbuka karena semakin banyak bentuk kerjasama seperti ini, maka akan berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran terbuka di Jatim,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Training Samsung Heavy Industries mengatakan kalau pelatihan yang dilaksanakan di UPT BLK Surabaya ini dilakukan semirip mungkin dengan kondisi kerja sesungguhnya. “Saat ini ditambahkan dua instruktur tenaga ahli dengan 30 tahun pengalaman menyediakan untuk bimbingan secara langsung selama tiga minggu, ” imbuhnya.

Pelatihan fungsional terdiri atas teori dan praktik instalasi pengelasan/welding. “Ini melampaui batasan-batasan dari pelatihan yang dilaksanakan di pusat pelatihan dan bahkan menyediakan pelatihan terapan seperti pengelasan belokan (turn welding) dan pengelasan sudut (corner welding,pemotong/sambung dan fitter) yang bisa langsung diterapkan di galangan kapal., ” ujarnya dalam Bahasa Korea.

Ia juga menambahkan, Samsung Heavy Industries berupaya dengan sepenuh hati untuk membina dan mengembangkan sumber daya manusia, salah satunya dengan cara menyediakan secara langsung bantuan roll kawat las/welding wire untuk mendukung pelatihan dengan standar dan spesifikasi yang sama dengan Galangan Kapal Geoje.

Asisten Konsuler Kedutaan Korea, Lee Kyeong Youn menambahkan, selain pelatihan khusus welder, juga ada pelatihan Bahasa Korea yang diadakan meski tidak wajib tetapi untuk memudahkan adaptasi dengan lingkungan kerja dan tempat tinggal dalam waktu lama, pelatihan dilaksanakan secara intens selama 3 bulan. Seluruh peserta yang telah menyelesaikan program pelatihan ini memiliki kemampuan yang cukup untuk menyesuaikan dengan lingkungan kerja didalam Samsung Heavy Industries.

“Untuk peserta ini semuanya telah lulus sertifikasi, diluar sertifikat BNSP karena sertifikasi saat ini khusus dan sesuai dengan persyaratan Samsung Heavy Industries sehingga bisa diberangkatkan, ” ujarnya.

BLK Surabaya juga berencana untuk bisa melatih dengan skill yang setara dengan Pusat Pelatihan Teknik Samsung Heavy Industries, sehingga Samsung Heavy Industries segera memberikan tanggapan dengan memberikan informasi yang diperlukan untuk pelatihan dan menciptakan kondisi pelatihan yang sesuai. Bulan Februari lalu, BLK Surabaya mengunjungi Pusat Pelatihan Teknik Samsung Heavy Industries yang terletak di Galangan Kapal Geoje sebagai tolok ukur.

“Kami dengan sepenuh hati berkomitmen untuk mengembangkan dan mencetak tenaga kerja yang terampil. Kedepannya, kami akan terus bekerjasama dengan Samsung Heavy Industries dan Dinas Tenaga Kerja dalam pengembangan sumber daya manusia, ” katanya.

Untuk kelanjutan kerjasama, lanjut Mr Lee, nanti akan dikomunikasikan kembali setelah keberangkatan para peserta pada akhir April maupun awal Mei. “Kebutuhan tenaga kerja masih tinggi. Di Samsung Heavy Industries tenaga kerja berasal dari 19 negara, namun paling banyak orang Indonesia, ” katanya.

Kepala BLK Surabaya, Sunarya mengatakan, pelatihan ini mengakomotif implementasi kerjasama dengan Samsung Heavy Industries pada November 2023 lalu, dimana pelatihan pada Bulan Januari 2024 dan penutupan pada 8 April 2024.

Selain itu, pelatihan ini mengakomodir implementasi Undang undang Nomor 18 tahun 2011 tentang Perlindungan Pekerja Migranbahwa di pasal 40 itu tugas dari pemerintah adalah untuk melatih dan sertifikasi . “Jadi ada 32 peserta CPMI yang dilatih dalam dua paket berupa las atau welder juga bahasa. Harapannya output yang dihasilkan mereka menjadi terampil, dan outcomenya adalah penempatan, ” katanya.

Ia juga menekankan UPT BLK Surabaya sebagai tempat pelatihan welder atau las yang sudah ada penunjukannya oleh pihak korea melalui MoU, namun untuk penempatan tetap melalui P3MI. “Jadi kerjasama ini merupakan P to P yang melalui PT Intersolusi Indonesia. Pemberangkatan melalui P3MI dilakukan agar bisa mengurangi angka pengangguran terbuka, ” Imbuhnya.

Salah satu peserta, Mu’soim (30) asal Kediri mengakui bersyukur bisa lolos dalam pelatihan saat ini dan harus mempersiapkan diri untuk berangkat bersama peserta lainnya bekerja di Samsung Heavy Industries. “Setelah tiga bulan ditempa di UPT BLK Surabaya, akhirnya kami dalM waktu dekat bisa diberangkatkan untuk bekerja, ” katanya. (rac.hel).

Tags: